Page 32 - Membangun Kadaster Lengkap Indonesia
P. 32

pendaftaran  tanah  secara  serentak dalam  suatu wilayah desa atau
            kelurahan  yang ditetapkan atas  inisiatif  pemerintah.  Sedangkan
            pendaftaran  tanah  sporadis dilakukan atas  permohonan  pemilik
            tanah baik secara individual maupun massal.

                Sebagai  upaya mengatasi  tantangan kelengkapan  dan kualitas
            kadaster  di  atas,  pemerintah  memprakarsai  program percepatan
            pendaftaran  tanah melalui Pendaftaran  Tanah Sistematis Lengkap
            (PTSL).  PTSL merupakan  sebuah inovasi besar, menjadi  program
            strategis nasional yang dimulai tahun 2017 dan diproyeksikan selesai
            pada tahun 2025, dengan tujuan mendaftarkan seluruh bidang tanah
            di Indonesia,  sekaligus memperbaiki kualitas  data kadaster  yang
            sudah ada. Melalui inovasi ini, setiap bidang tanah dalam suatu desa
            atau  kelurahan yang ditetapkan sebagai  lokasi  PTSL, akan didaftar
            dan  dicatat menjadi  4 (empat)  kategori. Kategori  pertama  adalah
            bidang tanah yang clean and clear, dan sudah siap untuk disertipikasi
            (K1). Kategori kedua adalah bidang tanah yang sedang dalam sengketa
            (K2). Kategori ketiga adalah bidang tanah yang tidak disengketakan
            tetapi belum siap disertipikasi (K3), karena hubungan hukum antara
            subjek  dan  objeknya  belum  bisa  ditetapkan  berdasarkan  regulasi
            yang berlaku. Kategori keempat  adalah bidang  tanah  yang  sudah
            bersertipikat  pada  masa  lalu,  yang  belum  terpetakan,  ataupun
            terpetakan  secara  tidak  tepat,  sehingga  perlu ditingkatkan akurasi
            spasialnya (K4) (Aditya dkk. 2020). Sertipikat tanah merupakan surat
            tanda bukti hak atas tanah yang sudah dibukukan dalam buku tanah
            yang bersangkutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, secara prinsip,
            standar pendaftaran tanah dalam PTSL tersebut, telah sesuai dengan
            filosofi “kesinambungan hak  atas  tanah/continuum of land  rights”
            yang diusulkan oleh Prof. Peter van Oosterom dan Prof. Christiaan
            Lemmen  (2015).  Namun demikian,  sampai  dengan enam  tahun
            pelaksanaannya, data fisik dan data yuridis hasil PTSL belum dapat
            mencapai kelengkapan dan kualitas sebagaimana yang diharapkan.
            Data  fisik  adalah  gambaran  tentang  letak,  batas,  dan luas  bidang
            tanah, sedangkan data yuridis adalah status hukum, pemegang hak,
            termasuk hak-hak pihak lain dan beban-beban yang terkait (PP No.
            24/1997).








                                                                 BAB 1.   5
                                               Urgensi Membangun Kadaster Lengkap
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37