Page 39 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 39
14 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
Gambar 5. Pemicu Land Grabbing
Sumber: disarikan dari Zoomers, 2010
biofuel. Ketiga, pengembangan kawasan lindung, cagar alam,
ekowisata. Keempat, pembangunan wilayah Zona Ekonomi Khusus
(ZEK) yang digunakan untuk pekerjaan infrastruktur skala besar
dan pembangunan perkotaan. Kelima, bisnis pariwisata dalam skala
besar. Kenam, pembangunan tempat tinggal untuk para pensiunan.
Ketujuh, pembelian tanah oleh para migran di negara asal mereka.
Menurut Bollin (2010), faktor pendorong perampasan tanah adalah
krisis keuangan, pangan, energi dan krisis iklim global. Semua krisis
global yang terjadi menumbuhkan persepsi bahwa karena jumlah
penduduk diperkirakan meningkat sementara sumber daya terbatas,
permintaan akan pangan dan bioenergi akan terus meningkat. Borras
dan Franco (2012) menyebutkan 4 konteks kunci untuk melihat
pemicu land grabbing yaitu ketahanan pangan, pengamanan energi,
strategi mitigasi perubahan iklim, dan permintaaan sumberdaya
alam oleh pusat-pusat kapital baru.
Seperti halnya Zoomers, Bollin, serta Borras dan Franco, White
(2012) mengaitkan peningkatan kesepakatan atas tanah skala
luas dengan 6 (enam) kecenderungan (trend) yang mendorong
mekanisme akumulasi melalui investasi tanah yaitu; (a) antisipasi
global terhadap ancaman keamanan pangan. Hal ini mendorong
investasi korporasi secara luas ke dalam bisnis tanaman pangan
(termasuk untuk pakan ternak); (b) pengembangan bentuk ekstraksi
sumberdaya baru untuk keamanan bahan bakar energi; (c) aturan