Page 9 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 9
viii Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
Anotasi atas naskah biasanya diletakkan dalam suatu rangkaian
yang diikat oleh kesamaan topik bahasan tertentu. Jadi, berbeda
dengan abstrak yang ditujukan hanya untuk merangsang pembaca
mencapai naskah-naskah secara individual, anotasi memandu
pembaca untuk menjangkau kumpulan naskah-naskah dalam suatu
topik bahasan yang sama. Inilah yang disebut dengan Bibliograi
Beranotasi. Dengan bibliograi beranotasi, seseorang pemula
mendapatkan informasi yang terpercaya perihal karya-karya
klasik dan kontemporer bidang studi tertentu. Sementara itu, bagi
peneliti yang sudah berpengalaman, melalui bibliograi beranotasi
ia mendapatkan informasi terkini perihal daftar literatur terbaru
mengenai bidang studi atau topik bahasan tertentu.
Menyusun Bibliograi Beranotasi men-syaratkan aksesibilitas
yang memadai pada “samudera” naskah-naskah, dan penerapan
beragam kecakapan intelektual, terutama membuat penjelasan
deskriptif yang singkat dan komprehensif, analisis yang tajam, dan
pemahaman komparatif yang membimbingnya pada pemahaman
mengenai posisi dan andil naskah itu pada konteksnya. Lebih dari itu,
pekerjaan ini memerlukan ketekunan dan ketelitian. Kerja membuat
bibliograi beranotasi adalah akumulasi produksi pengetahuan.
Pada gilirannya, kerja membuat bibliograi beranotasi ini akan
memberdayakan pembuatnya hingga ia bereputasi menjangkau
penguasaan karya-karya akademik yang membentuk topik atau
pokok bahasan termaksud.
Proses menyusun bibliograi beranotasi
Kami menganjurkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan topik/pokok bahasan yang ingin dipelajari. Semakin
spesiik akan semakin baik. Topik/pokok bahasan dapat berupa
apa saja yang menjadi keperluan peneliti. Bisa konsep tertentu,
suatu kebijakan, atau wilayah geograis tertentu. Bisa pula
gabungan berbagai hal.
2. Seleksilah dengan cermat buku, bab dalam buku, artikel
jurnal, atau naskah lain yang dipilih karena kecocokannya
dengan topik/pokok bahasan yang telah dipilih. Buatlah daftar