Page 28 - Berangkat Dari Agraria
P. 28
BAB I 5
Urgensi Pelaksanaan Reforma Agraria
1.1. Memecah Kemandekan Ekonomi 1
Peringatan hari ulang tahun Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) tahun ini
terbilang istimewa. Tanggal 24 September 2010, UUPA genap berusia
setengah abad. Sejumlah organisasi tani nasional dan berbagai
wilayah bersiap menggelar berbagai aksi merayakan terbitnya UU
yang lekat pemihakannya pada kepentingan petani dan golongan
lemah lainnya ini.
Ditinjau substansinya, UUPA merupakan salah satu undang-
undang yang memiliki nilai vilat karena memayungi penataan
agraria nasional yang menyangkut hajat hidup seluruh rakyat
Indonesia. UUPA menunjukkan jalan bagi penataan ulang struktur
penguasaan dan pengelolaan agraria yang bermuara pada kebutuhan
pelaksanaan pembaruan agraria di Indonesia. UUPA jadi batu pijak
politik agraria nasional yang merdeka dari kekuasaan kolonial yang
menindas, mengisap, dan menjajah.
Selama 50 tahun sejak disahkannya UUPA, arah politik agraria
rezim yang berkuasa mengalami perubahan yang radikal, yaitu
ketika kepemimpinan Bung Karno digantikan Orde Baru (Orba).
Politik agraria populistis Bung Karno diganti total politik agraria
kapitalistik oleh rezim Soeharto. Praktis setelah Orba, sekalipun
telah memasuki era Reformasi, struktur ekonomi Indonesia relatif
tak berubah, yaitu mengandalkan ekonomi makro dan sektor
finansial sebagai basis pertumbuhan yang kapitalistik.
Dengan mengandalkan utang, bangsa ini terancam terperosok
ke jurang. Ketergantungan terhadap utang terlihat dari perbedaan
yang cukup besar antara utang pada awal Orba yang hanya sekitar
US$ 2,44 miliar (1969) menjadi US$ 80,86 miliar (2003), dan Rp
1.590,66 triliun saat ini. Status quo orientasi ekonomi rezim ini
diyakini merupakan salah satu penyebab penting dari mandeknya
penataan struktur agraria melalui pelaksanaan pembaruan agraria
di Indonesia.
1 Usep Setiawan dan Zaenal Mutaqin (Sinar Harapan, 24 September 2010).