Page 31 - Generasi Muda Reforma Agraria
P. 31
10 Generasi Muda Reforma Agraria
making agraria lebih kontekstual, responsif terhadap tantangan
zaman, holistik mempertimbangkan aspek tata ruang, dan
berkeadilan sosial sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa.
Berangkat dari reforma agraria berkesadaran sejarah,
syarat mutlak mengembalikan penguasaan tanah kepada kaum
tani menemukan relevansinya. Hak adat atas tanah dihormati.
Ketimpangan hak milik dibenahi dimana kelebihan tanah
diganti rugi negara dan dibagikan petani gurem dan buruh
tani. Pemodal besar juga tidak lagi dianakemaskan mengelola
tanah. Tentunya ini semakin terdengar utopis, bahwa Negara
justru kuat karena melonggarkan “kendali” atas tanah hak
komunal misalnya. Kesadaran sejarah pada reforma agraria
memberi unsur humanis pada proses decision making dalam
setiap diskresi agraria yang diterbitkan, bahwa adanya interaksi
antara masyarakat sipil dan negara itu memungkinkan bahkan
merupakan kenyataan tak terhindarkan demi mewujudkan
kebijakan pembaruan agraria yang kontekstual.
Terwujudnya penguasaan tanah yang berimbang
menurut keadaan riil saat ini tentu bukan hal mudah, hal
ini akan memerlukan multi-aktor dengan didasari common
ground berupa reforma agraria berkesadaran sejarah. Adanya
anggapan bahwa keberpihakan tidak muncul dari negara
(reform by grace) seperti yang diungkapkan Gunawan Wiradi
perlu dipertanyakan lebih lanjut mengingat justru dialektika
dengan kelompok-kelompok rakyat kebanyakan seperti aliansi
buruh dan tani (reform by leverage) serta akademisi yang
mumpuni justru dapat memacu akselerasi reforma agraria
sehingga tidak melulu berpindah pendulum seiring rezim