Page 39 - Generasi Muda Reforma Agraria
P. 39

18    Generasi Muda Reforma Agraria

            meskipun  berbeda  tingkat  kesuburannya. Hal ini tentu
            tidak menjadikan proses adaptasi ini mudah. Namun proses
            adaptasi ini kemudian  menjadi bentuk  nyata  bahwa  petani
            kecil masih patut diberikan tanah.

                Petani bukanlah petani jika tidak memiliki tanah. Secara
            otomatis  petani akan  bertransformasi menjadi buruh  tani
            dengan  ketiadaan  tanahnya. Seperti yang diketahui, tanah
            adalah  bagian  vital seorang petani. Tetapi, tidak  sedikit
            peristiwa  pemusatan  kembali kepemilikan  tanah  pasca-
            redistribusi terjadi. Pemusatan kembali ini terjadi karena tidak
            sedikit upaya redistribusi dan kebijakan pertanian yang telah

            dilakukan hanya berorientasi pada produktivitas semata. Dunia
            pedesaan yang masih kental petani subsisten-nya, kemudian
            tidak  dapat  bertahan  sehingga  menjual aset-aset  miliknya
            yang tidak seberapa. Hal ini disebut juga sebagai prinsip safety
            irst oleh James Scott (1976). Peristiwa ini kemudian sekali lagi
            menciptakan  petani tak  bertanah. Namun  jika  petani tanpa
            tanah, apa yang hendak digarap? Dunia industri yang masih
            setengah  siap  pun  belum  mampu  dan  mau  untuk  menyerap
            petani-petani tak bertanah yang kemudian memilih menjadi

            buruh. Hal ini dikarenakan, kebanyakan petani sendiri tidak
            memiliki  softskill  dan  hardskill  yang mumpuni, yang bisa
            dijadikan alat untuk bersaing di dunia industri.


            Mulai dari Desa

                Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA 2001) yang dikutip
            dalam Sekretariat Bina Desa (2005) kemudian menyatakan:
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44