Page 131 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 131

108   FX. Sumarja


            (misalnya dipersamakan dengan golongan Eropa) harus melepaskan
            hak usahanya dalam waktu dua tahun. 20
                Pasal 12  ayat (7) Stbl. 1912  No. 422  menentukan bahwa  tiap
            pengasingan atau penghibahan oleh orang golongan rakyat Indonesia
            kepada orang bukan golongan rakyat Indonesia adalah batal demi
            hukum.   Artinya ketentuan ini  tegas melarang  orang  golongan
                   21
            rakyat Indonesia menjual ataupun mengalihkan tanah kepada orang

            bukan golongan  rakyat Indonesia, kecuali  tentunya kepada orang
            golongan rakyat Timur Asing, dengan ancaman batal demi hukum
            perbuatannya tersebut.
                Tujuan  pengaturan Pasal 12  Stbl. 1912  No. 422  tidak jelas,

            dalam literatur tidak diketemukan. Namun jika dilihat dari sejarah
            penggolongan  penduduk Hindia Belanda  menjadi  tiga golongan,
            di  sini  ada  unsur diskriminasi  perlakuan  terhadap  masing-
            masing  golongan  rakyat.  Kemudian  yang  menjadi pertanyaan
            berikutnya adalah  mengapa  untuk golongan  Timur  Asing  tidak
            dilarang  menguasai  hak usaha di atas  tanah partikelir, sementara
            golongan orang Eropa tidak diperkenankan? Jawabannya, mungkin
            Pemerintah Belanda  berpandangan bahwa  orang  Eropa  sebagai
            bangsa superior tidak pantas sebagai subjek hak usaha di atas tanah

            partikelir.  Mengingat  orang-orang sebagai subjek  hak  usaha  yang
            berada di dalam lingkungan tanah partikelir adalah bawahan atau
            budak bagi pemilik tanah partikelir. Orang golongan Eropa ataupun
            yang dipersamakan tidak mungkin menjadi budak.



            c.  Pasal 17 dan 18 Stbl. l9l5 No. 98, tentang Agrarisch Reglement
                Sumatra’s Westkust
                Ketentuan Pasal l7  dan 18 Stbl. l9l5 No. 98  sama   dengan


            20  Gouwgioksiong, Tafsiran...,Op. Cit., hlm. 55. Pasal 12 ayat( 4)  Stbl. 1912
                No. 422

            21  Gouwgioksiong, Tafsiran..., Ibid.,  Pasal 12 ayat( 7)  Stbl. 1912 No. 422.
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136