Page 128 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 128

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  105


              memperoleh tanah yang berstatus tanah  hak-hak adat.
                  Tujuan diadakannya aturan larangan pengasingan tanah  tanah
              seperti  yang  dimuat dalam  Stbl. 1875  No.179  oleh  pemerintah
              Belanda  adalah:  1)  untuk melindungi  bangsa Indonesia  yang
              kedudukan ekonominya lebih lemah dibandingkan dengan bukan
              Bangsa Indonesia. Untuk menghindarkan  rakyat petani Indonesia
              pada  umumnya  jangan  sampai menjadi  mangsanya   pengusaha-

              pengusaha  bukan Bangsa Indonesia   yang bermodal; 2)  untuk
              kepentingan  pemerintah Belanda   sendiri, yaitu  untuk mencegah
              hilangnya hasil kopi di daerah Pasuruhan. 18
                  Sudikno Mertokusumo lebih lanjut menjelaskan, bahwa

              dahulu banyak pengusaha-pengusaha  partikelir  bangsa Eropa di
              Karesidenan Pasuruhan  telah membeli hak-hak  rakyat  atas  tanah
              belukar atau di bekas perkebunan-perkebunan  kopi gubernemen,
              kemudian  ditanami  kopi.  Pemerintah Belanda  melihat tindakan-
              tindakan  para pengusaha-pengusaha Eropa  itu sebagai ancaman
              bahaya bagi tanaman kopi Gubernemen. Oleh karena itu, diadakanlah
              peraturan  tentang  larangan   pengasingan  tanah  oleh penduduk
              Indonesia  kepada bukan penduduk Indonesia. Pengasingan tanah
              yang dimaksudkan  oleh  Stbl. 1875 No. 179 itu ialah pelepasan  atau

              pengoperan baik yang langsung maupun  yang tidak langsung.
                  Pengasingan  secara langsung, misalnya  dengan  jalan penjualan,
              penghibahan,  pewarisan  dengan  jalan  legaat  (yaitu penunjukan
              sebidang tanah milik  tertentu kepada  seseorang)  atau dengan  surat

              wasiat (testament).   Apabila   terjadi  penjualan   tanah milik  si  Ali
              (penduduk Indonesia)  kepada si Baba  (penduduk Tionghoa - bukan



              18  Sudikno Mertokusumo,  Perundang-undangan  Agraria…,  Ibid, hlm.
                  8; Diberitahukan juga oleh van Vollenhoven, bahwa aturan larangan
                  kepemilikan tanah hak milik oleh orang asing dikeluarkan berhubung
                  dengan adanya pembelian-pembelian tanah rakyat oleh orang-orang
                  bukan Indonesia  di  Minahasa  pada kira-kira  tahun 1874 (Sudargo
                  Gautama, Hukum Agraria..., Op. Cit., hlm. 53)
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133