Page 179 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 179

perusahaan atau pemerintah) dan masyarakat atau komunitas
                    yang terkena dampak. Consent ini merupakan langkah kunci
                    dalam menjaga hak-hak dan kesejahteraan masyarakat adat
                    atau lokal, serta menjaga kerjasama yang baik antara pihak-
                    pihak yang terlibat.
                    Penting  untuk dipahami  bahwa  consent  harus diberikan
                    dengan jujur, tanpa tekanan, dan dengan pemahaman penuh
                    tentang implikasi proyek atau aktivitas yang diajukan. Hal
                    ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia
                    dan prinsip-prinsip perlindungan  masyarakat  adat  serta
                    kesadaran akan  pentingnya  menjaga  keseimbangan antara
                    pembangunan dan  pelestarian  lingkungan dan  budaya
                    masyarakat adat atau lokal.

            5)  Konteks Reforma Agraria Ekologis
                Reforma  Agraria idealnya  sudah mencakup  upaya menjawab
                persoalan ekosistem, namun penyematan sifat ekologis menjadi
                perlu  sebagi  rintisan di wilayah  praktik.  Meminjam  konsep
                Reforma Agraria Hernando De Soto—betatapun konsep ini masih
                jauh dari amanat Konsitusi, Tap MRI RI No IX Tahun 2001, UUPA,
                Reforma Agraria Ekologis semestinya beroperasi di sisi Penataan
                Akses dan Penataan Aset.
                Penataan  Akses RO I  Tahun 2023  di  Kabupaten Bantul  telah
                dupayakan  menjawab  persoalan ekologis dengan cara  transisi
                bahan baku gerabah/keramik dari lapisan tanah subur ke humat
                yang  bersumber  kotoran  sapi  yang dapat diolah  sendiri  oleh
                SRA melalui  fermentasi  sehingga  tidak menimbulkan bau  tak
                sedap.  Humat  juga dapat digunakan  sebagai  pupuk organik
                yang berfungsi memperbaiki sifat  fisika dan kimia  tanah serta
                menyediakan unsur hara lengkap dengan pelepasan lambat (slow
                release nutrient), sehingga tersedia sepanjang masa pertumbuhan
                tanaman  dan  tidak  terbuang sebagai  polutan sebagaimana
                pupuk-pupuk sitetik  yang  kecepatan sajinya  melampaui  daya
                serap  tanaman. Proses  transisi ini membutuhkan  penerimaan
                dan  dukungan secara sosial  budaya, sehingga  diperlukan
                rekayasa sosial agar inovasi ekologis ini diterima. Rekomendasi


            164   REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
                  Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184