Page 20 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 20
Sebagai sebuah karya publik hasil dari pelaksanaan kegiatan, tentu
tanggungjawab sosial karya ini lebih besar karena (1) harus mampu
menyuguhkan konsep dengan dukungan fakta, (2) menawarkan
gagasan yang lebih baik dan dapat diturunkan menjadi aksi, (3) dapat
berdampak luas. Karya ini disusun dalam situasi: pencapaian Perpres
No 86 Tahun 2018 di tengah transisi pemberlakuan Perpres No 62
Tahun 2023. Karya ini mempertimbangkan implikasi Perpres No 62
Tahun 2023 terhadap Penataan Akses karena Perpres ini telah berlaku
dan relevan menurut waktu penyusunan karya ini.
Penataan Akses di Kabupaten Bantul memberikan pelajaran
berharga yang hikmahnya dapat diterapkan untuk skala nasional.
Pada buku seri ke-1, Penataan Akses yang disebut sebagai Penanganan
Akses Reforma Agraria (PARA) atau Pemberdayaan Tanah Masyarakat
(PTM) tidak hanya berhasil memenuhi tuntutan berupa capaian fisik
yang dapat diukur, yaitu: infrastruktur jaringan listrik di lahan yang
berkontribusi meningkatkan pendapatan petani (penerima manfat)
karena biaya produksi pada aspek irigasi mengalami penghematan,
tetapi juga berhasil memberikan otokritik atas konsep dan praktik
Penataan Akses antara lain:
1. Secara konsep, istilah yang tepat untuk praktik Penataan Akses
ialah Pendayagunaan Tanah Masyarakat atau Pemberdayaan
Masyarakat, bukan PTM, Pemberdayaan Aspek (Pemberdayaan
pada bidang: Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Hukum,
Pertahanan Keamanan ataupun Hak Atas Tanah), bahkan
PARA karena Reforma Agraria bukan persoalan teknis semata
yang dianggap tuntas ketika tanah telah disertipikatkan dan
didayagunakan;
2. Keberhasilan pemberdayaan tidak melulu harus diukur menurut
capaian fisik, karena capaian fisik rentan manipulasi terhadap
maksud dan tujuan pemberdayaan itu sendiri, misalnya
pembangunan infrastruktur yang kemanfaatannya tidak
berkelanjutan karena masyarakat tidak mampu mengoperasikan
atau merawatnya disebabkan ketiadaan keahlian maupun biaya
yang minim, penerbitan SK kelembagaan tanpa pendampingan
BAB I 5
PENDAHULUAN