Page 204 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 204

Asia Tenggara yang feodal dan lama dijinakkan oleh kolonial, tidak
            terkecuali di Desa Panjangrejo yang masih bagian dari Jawa ini.
                Sosialisasi  ke  setiap dusun di  hadapan  kepala dusun dan  para
            ketua RT  telah membuahkan kesepakatan-kesepakatan  setelah
            FPIC ditempuh, antara lain: Kantah bertanggungawab penuh dalam
            bantuan  teknis  pelaksanaan Pemetaan Sosial,  misalnya  peralatan
            tulis; konsumsi; dan undangan; termasuk pula keamanan data karena
            data sensitif dari Pemetaan Sosial ini tidak menjadi konsumsi umum.
            Meskipun FS telah mengikuti prosedur etik, bukan berarti perolehan
            daftar calon responden atas rekomendasi para ketua RT berjalan lancar.
            Dua dusun menunda informasi daftar warga yang akan diikutsertakan
            dalam Penataan Akses hingga akhir bulan Juli, akhirnya FS mengambil
            keputusan  untuk berencana mengalihkan ke  dusun lain  yang
            berpotensi agar kuota 200 orang itu terpenuhi. Salah satu rekan saya
            dari  pantura  Jawa  menyebut persitiwa  ini  sebagai pembangkangan
            sipil khas Jawa Mataram, “nggah nggih ora kepanggih” (berkata iya
            namun enggan melaksanakan). Hal yang paling tampak ialah salah
            satu dusun hanya mendaftarkan 7 dari 25 orang yang dijanjikan, itu
            pun tanpa memberi kesempatan FS untuk sosialisasi langsung kepada
            warga untuk mengantisipasi keraguan, 7 orang itu belum dipastikan
            setuju dan sosialisasi teknis dilakukan sendiri oleh ketua RT (padahal
            FS sudah menyarankan agar FS saja yang sosialisasi demi mengurangi
            risiko konflik  sosial  antarwarga  akibat  salah  paham).  Jumlah itu
            masih bisa diterima FS, namun usulan kami untuk menggabungkan
            warga  bersama dusun  terdekat dalam  Pemetaan  Sosial agar  sama-
            sama  menghemat  tenaga  dan  waktu  ditolak  kepala  dusun  dengan
            alasan warga keberatan jika berkegiatan bersama warga dusun lain
            (kegiatan bersama lintas  dusun ini  telah  terjadi  saat  penyuluhan,
            bahkan pelaksanaannya di dusun Gedong yang bukan rekomendasi
            desa untuk Penataan Akses, pemindahan lokasi penyuluhan Penataan
            Akses ini karena fasilitas Balai Pertemuan Desa sedang diperbaiki).
            Saya, secara pribadi, bisa memahami situasi ini, bagaimana mereka
            akan percaya pada BPN setelah urusan pertanahan mereka mangkrak
            10  tahun?  Bukankah  masyarakat tahunya  pertanahan  adalah
            urusannya BPN? Mereka sebenarnya menunggu, jika Penataan Akses


                                                                 BAB V  189
                                                  Catatan Harian Petugas Lapangan
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209