Page 141 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 141
Nur Aini Setiawati
memberikan tanah itu kepada anaknya setelah mereka dewa-
sa. Segala macam pemberian itu kelak diperhitungkan apabila
pada saat kematiannya harta milik yang tersisa pada akhirnya
harus dibagi-bagi. Sering pula terjadi, jika seseorang telah
menjadi terlalu tua untuk mengurus berbagai persoalannya,
maka dibagi-bagikan segala harta miliknya dan hanya disi-
sakan sebagian untuk menopang hidupnya di hari tua. Pada
umumnya, sisa harta yang dimilikinya itu akan diberikan
kepada anak yang mengurusinya secara langsung.
Pada dasarnya, tanah-tanah permukiman yang diwaris-
kan bagi ahli warisnya merupakan jaminan bagi kebutuhan
akan rumah sebagai tempat tinggal di kota. Oleh karena sema-
kin menciutnya lahan di perkotaan dan semakin padatnya
jumlah penduduk kasultanan, pewarisan tanah memiliki arti
yang sangat penting. Adanya pewarisan tanah seperti itu
mengakibatkan ahli warisnya tidak perlu mencari lagi tempat
permukiman untuk dibeli atau disewa sebagai tempat tinggal.
Pemberian tanah hak pakai kepada ahli waris harus
didaftarkan di kelurahan sesuai dengan ketentuan pasal 3P
Sultan Yogyakarta 8 Agustus 1918, Rijksblad no. 16 yang ber-
bunyi bahwa hak pakai tanah atas tanah-tanah kalurahan
setelah pemakai meninggal dunia tanah itu dapat dilimpah-
kan pada ahli warisnya sesuai dengan urutan daftar keputusan
kalurahan, dengan pengertian bahwa warisan hak itu dapat
diberikan kepada orang-orang tertentu di antara pewaris-
pewarisnya. 14
14 “Verslag Omtrent Stand der Hervorming No. 1921”, Koleksi
ANRI, Bundel Binnenlandsch Bestuur.
122