Page 138 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 138
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
2. Hak Milik (andarbe) Atas Tanah
Pada masa Reorganisasi Agraria di daerah Kota Yog-
yakarta, sultan memberikan tanah kepada masyarakat
dengan hak milik pribadi, tepatnya sejak 1925. Penserti-
pikatannya mulai tahun 1926. Sebelum dikeluarkan sertipikat
tanah yang berupa “Petikan Soko Register Bab Wewenang
Andarbe Boemi”, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran,
8
dan penentuan klasifikasi tanah untuk menentukan luas
pemilikan masing-masing penduduk. Penetapan luas tanah
yang dimiliki masing-masing penduduk dilakukan untuk
menentukan besarnya pajak bumi yang wajib dibayarkan
penduduk kota yang menerima hak milik tanah. 9
Pemberian hak milik tanah kepada kalurahan dilakukan
setelah kalurahan-kalurahan di Kota Yogyakarta terbentuk.
Tanah itu di golong-golongkan untuk selanjutnya dibagi-
bagikan pada penduduk. Pada waktu diadakan reorganisasi,
dinyatakan bahwa tanah yang telah dihuni oleh penduduk
sebagai hak milik pribumi dari kalurahan dianggap sebagai
hak milik yang dapat diwariskan. Hak itu tidak mencakup
tanah liar, tanah kosong, jalan, dan tanah makam. Dengan
10
demikian, hak penduduk atas tanah tidak hanya merupakan
hak pakai, tetapi sudah berubah statusnya menjadi hak milik
7 Ibid.
8 Contoh Sertipikat lihat lampiran 2.
9 Rijksblad Van Djogjakarta. Tahun 1925, no. 24.
10 Mr. Soepomo, “Een Mededeeling over Adatgrondenrecht in
Jogjakarta” dalam Kolonial Tijdschrift, Twintigste Jaargang, 1931,
hlm. 625.
119