Page 142 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 142

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               4. Hak Menyewakan

                   Praktik sistem persewaan tanah didasarkan pada tujuan-
               tujuan komersial yaitu untuk memperoleh sumber-sumber
               keuangan di wilayah kekuasaannya. Tanah kasultanan
               disewakan kepada penduduk kota yang menjadi penduduk
               kasultanan dan kepada yayasan atau lembaga-lembaga baik
               departemen maupun nondepartemen. Tanah yang disewakan

               kepada penduduk luasnya tidak lebih dari 10 ha dan tanah
               yang disewakan itu berupa tanah pekarangan yang tidak
               ada bangunan rumahnya. 15
                   Harga sewa tanah pekarangan sebesar 1/20 harga jual
               tanah. Akan tetapi, untuk yayasan atau lembaga, harga sewa
               tanah lebih murah, bahkan ada yang tidak membayar uang
               sewa tetapi justru diberikan (kaparingake) dengan hak pakai
               oleh sultan.
                   Jangka waktu penyewaan tanah kepada penduduk untuk
               didirikan bangunan atau ditanami tanaman paling lama 20
               tahun, dengan menggunakan perjanjian yang ditetapkan oleh
               pemerintah. Perjanjian sewa tanah antara pemerintah dengan
               penduduk dapat pula disaksikan oleh notaris apabila dike-
               hendaki oleh kedua belah pihak.
                   Berkaitan dengan persoalan persewaan tanah, pada tahun
               1930 ketika terjadi krisis ekonomi pernah terjadi persaingan
               untuk memperebutkan tanah di pinggiran kota antara orang
               Tionghoa dengan penduduk pribumi. Mereka saling mem-






                   15  Rijksblad van Jogjakarta, tahun 1926, no. 10.

                                                                  123
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147