Page 147 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 147
Nur Aini Setiawati
dapat diperdagangkan dalam masyarakat perkotaan.
Dengan adanya hubungan dasar antara penguasaan
tanah dengan bentuk pola-pola kekuasaan dan adanya peng-
golongan masyarakat Kota Yogyakarta, maka masalah tanah
merupakan faktor yang sangat penting. Karena tanah sangat
penting bagi kehidupan, sudah sewajarnyalah apabila masya-
rakat Yogyakarta kemudian memiliki semboyan “sedumuk
batuk, senyari bumi”. Oleh karena itu, tanah selalu menjadi
persoalan bagi munculnya sengketa. Menurut J. Aditjondro
ada beberapa hal yang memberikan kekuatan bertahan
kepada konflik-konflik tanah di Indonesia yaitu konflik-
konflik antara warga negara (citizen) versus negara (state),
dan konflik-konflik antara sitem-sistem hukum yang berbe-
da. Demikian pula, halnya dengan Kota Yogyakarta pada
21
umumnya sengketa yang muncul adalah sengketa antar tetang-
ga satu kampung atau lain kampung, sengketa antar keluarga,
sengketa antar bangsa, dan sengketa antar rakyat biasa.
Adanya sengketa yang semakin banyak dan meminta
perhatian khusus menyebabkan sultan mendirikan Penga-
dilan Keraton Darah Dalem. Sultan menganggap pengadilan
itu perlu diadakan karena persoalan-persoalan tanah semakin
hari semakin kompleks. Pengadilan itu terdiri atas orang-
orang yang ahli dalam soal hukum tanah dan mengerti ten-
tang persoalan tanah dalam hubungannya dengan persoalan
kemasyarakatan dan penghidupan. Pengadilan tersebut me-
nangani persoalan tanah apanage, perkara-perkara yang berhu-
21 Maria R. Ruwiastuti (eds), Penghancuran Hak Masyarakat Adat
Atas Tanah (Bandung: KPA, 1997), hlm. 10.
128