Page 152 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 152

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               Sayangnya, Jawab tidak dapat memberikan keterangan yang
               dapat membatalkan gugatan penggugat serta kesaksian saksi-
               saksi. Oleh karena itu, pengadilan memutuskan bahwa yang
               berhak mempunyai pekarangan dan rumah itu adalah peng-

               gugat. Putusan Pengadilan Keraton Dalem itu bertanggal 24
               September 1936 no. 62/1936. 25
                   Berdasarkan kasus itu, dapat diketahui bahwa sebenar-
               nya Jawab mengetahui bahwa ia tidak berhak bertempat
               tinggal di rumah dan pekarangan itu karena telah keluar
               surat keputusan Pengadilan Keraton Darah Dalem yang
               menentukan siapa yang berhak mempunyai rumah dan
               pekarangan itu. Namun, Jawab sengaja tidak mau pindah
               dari rumah dan pekarangan itu walaupun telah disuruh pin-
               dah oleh asisten wedono dan mantri kepala kampung atas
               permintaan penggugat.


               b. Sengketa Antara Pemerintah Daerah dengan
                 Kasultanan

                   Munculnya sengketa tanah dan kesalahpahaman tentang
               hak atas tanah yang digunakan masyarakat mengakibatkan
               dikeluarkannya Rijksblad Kasultanan 1918 no. 16. Dalam
               Rijksblad itu khususnya pasal 3 disebutkan bahwa hak-hak
               tanah diberikan dengan “hak andarbe” kepada kalurahan.
               Tanah itu dikenal tanah “kepajegan”. Dalam pasal 4 selanjutnya
               ditegaskan bahwa rakyat diberi hak anganggo turun-temurun
               (hak memakai turun-temurun).  Pemberian tanah dengan
                                            26

                   25  Ibid.
                   26  Rijksblad van Djogjakarta, no. 16, Tahun 1918.

                                                                  133
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157