Page 7 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 7

Nur Aini Setiawati

            tidak memiliki lahan untuk didirikan bangunan sebagai
            tempat tinggal baik di wilayah pedesaan mapun di perkotaan.
                Pada masa itu bangsawan dengan sarana yang mereka
            miliki menguasai tanah-tanah yang luas.  Untuk mencegah
            agar tidak terjadi gerakan pemberontakan dalam masyarakat
            terutama rakyat yang tidak memiliki lahan atau memiliki lahan

            tetapi sempit, maka Sultan mengeluarkan perintah tentang
            pembagian lahan-lahan pekarangan di wilayah perkotaan
            maupun lahan pertanian untuk petani di wilayah pedesaan.
                Dilihat dari perkembangan sejarahnya dapat diketahui
            bahwa ketidakseimbangan pemilikan dan penguasaan tanah
            banyak menimbulkan persoalan-persoalan yang menyeng-
            sarakan rakyatnya, sengketa-sengketa tanah terjadi dimana-
            mana. Dan sebaliknya jika terjadi keseimbangan dalam pemi-
            likan dan penguasaan tanah menyebabkan munculnya kese-
            jahteraan masyarakat. Itulah yang berusaha ditempuh oleh
            Sultan, pertama kali dengan perombakan struktur agraria.
            Meskipun demikian, persoalan-persoalan tanah di wilayah
            D.I Yogyakarta masih merupakan persoalan yang belum
            selesai hingga sekarang. Melihat keadaan seperti itu masih
            memerlukan riset yang lebih dalam lagi untuk menuntaskan
            persoalan-persoalan tanah khususnya di Yogyakarta.
                Semoga tulisan ini dapat membantu pembaca dalam mem-
            buat gambaran proses perkembangan dan perubahan pemili-
            kan dan penguasaan tanah di DI Yogyakarta pada masa lampau.


                                      Yogyakarta, 22 November 2011



                                                  Nur Aini Setiawati

            vi
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12