Page 55 - Kolase Agraria
P. 55
40 Kolase Agraria
dan Etnografi ‘Pendidikan Merdeka’
Tingginya rasa solidaritas di antara warga Kampung Naga
menyebabkan jarang terjadi permasalah sosial di antara mereka. Jika
ada permasalahan antar warga, harus segera diselesaikan di lingkup
bawah, sehingga masalah tersebut tidak sampai ke para pemangku
adat. Pemangku adat terdiri dari: (i) Kuncen yang bertugas sebagai
pemimpin upacara adat yang diselenggarakan di kampung adat
sekaligus ketua adat; (ii) Punduh yang bertugas sebagai hubungan
kemasyarakatan; dan (iii) Lebe bertugas berkaitan dengan agama
seperti jika ada kematian dan pernikahan.
Bagian puncak bangunan rumah, yang diibaratkan sebagai
kepala, dibuat dari bahan-bahan seperti daun (tepus atau alang-
alang) dan ijuk. Atap ini disangga oleh struktur kayu, dan atapnya
diikat ke struktur kayu tersebut dengan tali ijuk tanpa menggunakan
paku. Seperti yang dikatakan oleh Teh Hesty (19 tahun) atap yang
terbuat dari bahan tersebut berfungsi untuk mengontrol sirkulasi
udara. Saat cuaca dingin, di dalam rumah terasa hangat, namun saat
cuaca panas, di dalam rumah terasa sejuk. Atap rumah di Kampung
Naga ini menyerupai sayap burung, dengan bagian sisi pinggirnya
diperpanjang.
Rumah-rumah di Kampung Naga merupakan hasil adaptasi
masyarakat terhadap lingkungan alam yang curam dan berada di
jalur tektonik. Karena kondisi tersebut, mereka membangun rumah
panggung dengan tiang kayu, dinding bilik, dan atap ijuk. Hal ini
dilakukan sebagai langkah untuk menghadapi bencana, terutama
gempa bumi.