Page 18 - Prosiding Agraria
P. 18

UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP

                           REFORMA AGRARIA DALAM PENYELESAIAN
                          PERTANAHAN DI PENGADILAN LANDREFORM


                                                         Junaidi
                                         Fakultas Hukum Universitas Sjakhyakirti
                           Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Kb. Gede, 32 Ilir, Kota Palembang
                                       *corresponding author: junaidi@unisti.ac.id







             Abstract: The increasing number of land cases that occur every day encourages the government to take steps
             to address changes in the ownership, control, utilisation, and use of land through agrarian reform policies. This
             research applies a normative juridical based approach. Information collection is done by utilising secondary data
             which includes laws and regulations, legal theories, as well as opinions from experts in the field. The paradigm
             of the establishment of the Land Bank aims to facilitate investment in land, not to conduct agrarian reform.
             The Job Creation Law only authorises the Land Bank to carry out land acquisition. As such, there is a possibility
             that the acquired land comes from customary law communities and systems. With the existence of regulations
             related to land management, the possibility of agrarian conflicts is increasing. With the number of land cases
             increasing, ideas are needed to improve the effectiveness of resolving such cases in Indonesia, one of which is by
             re-establishing a specialised land court (landreform).

             Keywords: Job Creation Law, Agrarian Reform, Landreform Court.
             Intisari: Meningkatnya jumlah kasus tanah yang terjadi setiap hari mendorong pemerintah untuk mengambil
             langkah-langkah dalam  mengatasi  perubahan dalam  kepemilikan,  kontrol,  pemanfaatan,  dan  penggunaan
             tanah melalui kebijakan reformasi agraria. Penelitian ini menerapkan pendekatan berdasarkan yuridis normatif.
             Pengumpulan informasi dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang meliputi peraturan perundang-
             undangan, teori hukum, dan juga pendapat dari para pakar di bidang tersebut. Paradigma pembentukan Bank
             Tanah bertujuan untuk memfasilitasi investasi dalam tanah, bukan untuk melakukan reformasi agraria. Undang-
             Undang Cipta Kerja hanya memberikan wewenang kepada Bank Tanah untuk melaksanakan penggadaan tanah.
             Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa tanah yang diakuisisi berasal dari masyarakat dan sistem masyarakat
             hukum adat. Dengan adanya regulasi terkait pengelolaan lahan, kemungkinan terjadinya konflik agraria semakin
             meningkat. Dengan jumlah kasus pertanahan yang meningkat, diperlukan ide untuk meningkatkan efektivitas
             penyelesaian kasus-kasus tersebut di Indonesia, salah satunya dengan mendirikan kembali pengadilan khusus
             pertanahan (landreform).
             Kata Kunci: Undang-Undang Cipta Kerja, Reforma Agraria, Pengadilan Landreform.



             A.  Pendahuluan
                  Secara  umum,  konflik agraria  sering  terjadi  di  kalangan  kelompok  yang  rentan dan

             bergantung  pada  tanah dan  sumber daya alam  untuk  kehidupan  mereka,  seperti  petani,
             nelayan,  dan komunitas  adat. Banyak kelompok mengalami ketidakadilan  dalam bentuk
             pengusiran, pengeksploitasiannya,  dan penindasan,  baik  oleh pemerintah, perusahaan,
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23