Page 22 - Prosiding Agraria
P. 22

Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Reforma Agraria dalam Penyelesaian   7
                                                                            Pertanahan di Pengadilan Landreform

             C.  Hasil dan Pembahasan
             Penerapan Undang-Undang Cipta Kerja terhadap Konflik Reforma Agraria

                  Isu pertanahan di Indonesia perlu ditangani dengan serius dan hati-hati oleh pemerintah
             karena tanah sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi para petani yang
             bergantung padanya. terlalu luas dimiliki oleh beberapa pihak dan menyebabkan ketidakadilan
             bagi masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, pemerintah harus menciptakan kebijakan

             yang adil dan  berkelanjutan dalam  pengelolaan  sumber daya alam, agar dapat  menjaga
             keseimbangan antara  kepentingan ekonomi  dan  kepentingan  masyarakat  secara  umum.
             Sebagai tempat untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi, keberadaannya sangat penting
             dan harus  diatur  secara  efektif  dan  sungguh-sungguh (Millen Christopher Hamonangan

             Lumban Tobing dan Putu Edgar Tanaya, 2023: 2731).

                  Negara-negara yang sedang berkembang sangat membutuhkan investasi, terutama dari
             luar negeri, karena tingkat tabungan dalam negeri cenderung rendah. Investasi, khususnya
             dari  luar negeri,  berperan  penting  dalam menyediakan  sumber  daya  seperti  teknologi,
             manajemen, jalur ekspor, dan modal dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang.

             Dengan demikian,  investasi dapat  meningkatkan  produktivitas dan  berkontribusi  pada
             pertumbuhan ekonomi (Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin, 2005: 536).

                  Dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja, salah satu hasil yang diharapkan adalah
             percepatan proses pengadaan tanah. Diinginkan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja dapat
             menyederhanakan proses akuisisi tanah untuk proyek pembangunan yang bertujuan untuk

             kepentingan masyarakat dan investasi dengan mendirikan lembaga pertanahan yang khusus
             untuk urusan tanah. Bank tanah diciptakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi
             dalam  pengelolaan  lahan  serta  memfasilitasi  proses perolehan  lahan  untuk  keperluan
             pembangunan. Menurut Pasal 125 Undang-Undang Cipta Kerja, badan bank tanah adalah

             badan khusus yang bertanggung jawab atas pengelolaan tanah. Harta kekayaan tanah bank
             adalah harta kekayaan  yang  terpisah  dari  kekayaan negara. Badan bank  tanah bertugas
             melakukan perencanaan,  akuisisi, pengadaan, pengelolaan,  pemanfaatan,  dan  distribusi
             tanah. Pasal 129 Undang-Undang Cipta Kerja menyatakan bahwa badan bank tanah diberikan

             hak untuk mengelola tanah yang mereka kelola. Hak untuk memiliki dan mengelola tanah
             dapat diberikan melalui hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai.

                  Undang-Undang Cipta Kerja saat ini mengikuti konsep domein verklaring yang diterapkan
             pada masa penjajahan Belanda, konsep ini menjelaskan bahwa pada waktu tersebut secara
             umum semua tanah dimiliki oleh pemerintah  kecuali  jika seseorang dapat  membuktikan

             bahwa ia adalah pemilik dari tanah tersebut (Putu Satria Satwika Anantha dan Ibrahim R,
             2021: 859). Beberapa peraturan penting dalam bagian VIII tentang Pengadaan Tanah dalam
             Undang-Undang Cipta Kerja mencakup (Dwi Kusumo Wardhani, 2020: 447- 453):
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27