Page 315 - Prosiding Agraria
P. 315
AKANKAH DESA UJUNGGAGAK MAMPU
MENUJU KETAHANAN PANGAN
PASCA KEGIATAN REFORMA AGRARIA?
Setiowati , Rochmat Martanto , Fauzi Yuberta 3
2
1*
123 Sekolah Tinggi PertanahanNasional
*corresponding author: setiowati@stpn.ac.id
Abstract: Food is a fundamental necessity that is crucial for human survival, making sustainable food security
a priority. Food sources are obtained from land managed by farmers, who play a key role in food fulfillment
in Indonesia. However, agrarian conflicts and land disputes disrupt the effectiveness of agriculture. Agrarian
reform presents itself as a solution to reduce land ownership inequality, enhance community welfare, and
ensure food sovereignty. Cilacap Regency has implemented a land redistribution program to address disparities
in land ownership and agrarian conflicts, with Ujunggagak Village as a successful example of implementation
that provides legal guarantees and economic support for the community through the redistribution of land
resulting from sedimentation. This situation has led some members of the community who previously worked as
fishermen to switch to farming, although there are still those who continue to persevere as fishermen. Therefore,
it is important to observe the physical and non-physical conditions of Ujungagak Village in order to achieve food
security. Ujungagak Village is supported by fertile soil due to sedimentation, making it suitable for agriculture.
Programs initiated by local and central governments, such as the provision of seeds, fertilizers, irrigation, extension
services, as well as facilities and infrastructure, have been implemented to maintain food security. Based on the
calculations, the food requirement for Ujungagak Village is for 6,354 people, while the population is only 4,013.
Thus, Ujungagak Village has a food surplus. This must certainly be maintained by preventing development in
agricultural areas.
Keywords: food security, agrarian reform
Intisari: Pangan merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia,
sehingga ketahanan pangan yang berkelanjutan menjadi prioritas. Sumber pangan diperoleh dari lahan yang
dikelola petani, yang memegang peran utama dalam pemenuhan pangan di Indonesia. Namun, konflik agraria
dan sengketa tanah, mengganggu efektivitas pertanian. Reforma agraria hadir sebagai solusi untuk mengurangi
ketimpangan penguasaan tanah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memastikan kedaulatan pangan.
Kabupaten Cilacap telah melaksanakan program redistribusi tanah untuk mengatasi ketimpangan penguasaan
dan konflik agraria, dengan Desa Ujunggagak sebagai contoh implementasi yang berhasil memberikan jaminan
hukum dan dukungan ekonomi bagi masyarakat melalui redistribusi tanah timbul akibat sedimentasi. Keadaan ini
menyebabkan sebagian masyarakat yang sebelumnya bekerja sebagai nelayan beralih menjadi petani, meskipun
masih ada yang tetap bertahan sebagai nelayan. Oleh karena itu, penting untuk mengamati kondisi fisik dan
non-fisik Desa Ujungagak guna mewujudkan ketahanan pangan. Desa Ujungagak didukung oleh kondisi tanah
yang subur akibat sedimentasi, menjadikannya cocok untuk pertanian. Program-program yang dicanangkan oleh
pemerintah daerah dan pusat, seperti penyediaan benih, pupuk, irigasi, penyuluhan, serta sarana dan prasarana,
telah diupayakan untuk menjaga ketahanan pangan. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan pangan Desa
Ujungagak adalah untuk 6.354 jiwa, sedangkan jumlah penduduknya hanya 4.013 jiwa. Dengan demikian, Desa