Page 319 - Prosiding Agraria
P. 319

304     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            yaitu:  1)  ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan  dan pemanfaatan  tanah;  2)
            sengketa dan konflik agraria; 3) alih fungsi pertanahan yang massif; 4) turunnya kualitas
            lingkungan hidup; 5) kemiskinan dan pengangguran; 6) kesenjangan sosial.

                 Petani  dan  nelayan  memiliki posisi  yang  sangat  strategis  dalam pemenuhan pangan
            masyarakat Indonesia, sehingga peningkatan komoditas pertanian dan perikanan amat perlu

            dilakukan. Konflik agraria dan sengketa tanah menjadi salah satu gesekan yang mengganggu
            efektivitas kehidupan pertanian dan perikanan. Setidaknya ada dua pemicu konflik agraria,
            pertama kurang  tepatnya hukum  dan kebijakan  pengatur masalah  agraria,  baik  terkait

            pandangan atas tanah, status tanah dan kepemilikan, hak- hak atas tanah, maupun metode
            untuk memperoleh hak-hak atas tanah. Kedua, kelambanan dan ketidakadilan dalam proses
            penyelesaian sengketa tanah, sehingga menimbulkan konflik.

                 Reforma agraria  secara  fundamental  memberikan  program-program  yang dapat
            menuntaskan masalah kemiskinan masyarakat desa, meningkatkan kesejahteraan dengan

            kemandirian pangan nasional, meningkatkan produktivitas tanah, memberikan pengakuan
            hak atas  tanah  yang dimiliki  baik  secara  pribadi,  negara, dan  tanah  milik  umum  yang
            pemanfaatannya untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

                 Untuk  mewujudkan cita-cita  reforma agraria dalam  mengentaskan  kesejahteraan
            masyarakat setelah  diterimanya sertifikat sebagai  tanda  bukti  kepemilikan  hak  atas
            tanahnya, maka perlu dikaji perlakuan masyarakat terhadap tanah garapannya, mengingat

            Desa Ujunggagak merupakan desa yang berasal dari  tanah  timbul  hasil  sedimentasi dari
            sungai Segara Anakan. Fenomena sedimentasi di daerah muara-muara sungai mendorong
            terbentuknya tanah timbul  yang  kemudian  mengubah  lanskap  ekologi  daerah tersebut.
            Kondisi ini membuat beberapa masyarakat yang dahulunya bekerja sebagai nelayan berubah

            menjadi petani, meskipun masih ada yang tetap berprofesi sebagai nelayan. Berdasarkan latar
            belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

                 1. Bagaimana kondisi potensi fisik dan non fisik di Desa Ujunggagak untuk pengembangan
                    reforma agrarian guna mewujudkan ketahanan pangan?
                 2. Bagaimana rumusan program gerakan reforma agraria yang mendukung terwujudnya

                    ketahanan  pangan berdasarkan  potensi kondisi  fisik  dan non  fisik  wilayah Desa
                    Ujunggagak?


            C.  Pembahasan
                 Redistribusi tanah merupakan bagian dari reforma agraria yang tujuan utamanya adalah
            meningkatkan taraf kehidupan para petani di Indonesia. Disamping itu, redistrbusi tanah

            bertujuan untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan penguasaan dan pemilikan tanah
            serta optimalisasi  dan  peningkatan efisiensi  pemanfaatan  tanah  untuk  meningkatkan
            produktivitas  dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini  juga merupakan  tujuan  dan  sasaran
            pembangunan pertanahan di bidang landreform alias reforma agraria.
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324