Page 138 - ESSAI AGRARIA 22.indd
P. 138

ketinggian  0-25  m  menjadi  daya  dukung  kegiatan  persawahan
            sebagai pilihan yang tepat. Terdapat area dikatakan kurang optimal
            lainnya karena memiliki kemiringan 3-8% dan ketinggian 25-100
            m  yang masuk  utama 1a, 1b. Secara klasifikasi kemiringannya
            masuk dalam  ketentuan,  tetapi  tidak dengan  ketinggiannya.
            Untuk klasifikasi ini, banyak spot area yang tersebar merata yang
            kurang mendukung persawahan karena luas area terlalu kecil dan
            dihimpit oleh perkebunan dan tegalan/ladang. Selain itu, topografi
            yang jauh dari sungai menjadi kendala besar untuk persawahan
            jika tidak dibuatkan saluran irigasi. Kecamatan Penajam memiliki
            permasalahan area kurang optimal yang sama seperti Kecamatan
            Sepaku, tetapi penggunaan tanah existing rawa dan terbuka lebih
            banyak proporsinya. Kecamatan Waru memiliki kondisi topografi
            yang  sama  dengan  Kecamatan  Sepaku,  sehingga  permasalahan
            area kurang optimal dikarenakan tercampurnya penggunaan tanah
            eksisting  persawahan  dan  tegalan/ladang  yang  masuk  kategori
            penggunaan tanah tegalan/ladang. Selain itu, bagian selatan Waru
            memiliki kemiringan 0-3%, ketinggian -5-7m, dekat sungai, dan
            pantai tidak  direkomendasikan  untuk tegalan/ladang.  Terakhir
            yaitu Kecamatan Babulu menjadi kecamatan terluas dengan area
            kurang optimal. Permasalahan terjadi karena kategori penggunaan
            tanah tegalan/ladang yang tidak selaras dengan penggunaan tanah
            existing persawahan dan tegalan/ladang.



















                                             Sinergi Percepatan Pembangunan     127
                                        IKN Nusantara Beserta Wilayah Penyangga
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143