Page 52 - ESSAI AGRARIA 22.indd
P. 52

No.  01/Juknis/D.VII/2018  adalah  suatu  pribadi,  kelompok,  atau
            badan hukum  yang  sengaja melakukan kejahatan  yang  dapat
            menghambat penanganan kasus pertanahan.

                Kasus mafia tanah yang santer terdengar yakni kasus asisten
            pribadi  Nirina  Zubir melakukan pemalsuan dokumen dan balik
            nama terhadap 6 buah sertipikat milik ibu kandung Nirina. Asisten
            pribadi Nirina yang bertindak sebagai mafia tanah bekerja sama
            dengan oknum PPAT. Asisten pribadinya yang bernama Riri dan
            juga Edrianto dihukum pidana penjara masing-masing selama 13
            tahun dan denda masing-masing sebesar 1 miliar rupiah. Sedangkan
            dua notaris PPAT atas nama Farida dan Ina divonis penjara 2 tahun
            8 bulan dan denda masing-masing sebesar 1 miliar rupiah (Detik,
            2022). Dalam kasus ini penyelesaiannya melalui pengadilan (upaya
            represif litigasi) karena pihak Nirina ingin hukuman yang tegas
            terhadap asistennya.
                Dampak  mafia  tanah  tidak  hanya  merugikan  seseorang
            maupun  badan  hukum  sebagai korban,  melainkan  mampu
            merusak  tatanan hukum, menghambat masuknya investasi
            dan melemahkan  pertumbuhan  ekonomi.  Serta hilangnya  trust
            terhadap  Kementerian  Agraria  dan  Tata  Ruang/Nasional  Badan
            Pertanahan sebagai lembaga yang paling bertanggung jawab pada
            administrasi pertanahan (Vani, 2022).

                Menurut Aldian (2022) upaya pemberantasan mafia tanah yang
            marak di Indonesia dapat dilakukan dengan cara menindak pelaku
            mafia  tanah:  (1)  Meningkatkan  integritas  dan  profesionalisme
            aparat; (2) Meningkatkan kerja  sama  serta koordinasi  antar
            aparat dalam penanganan dan pemberantasan mafia tanah; dan
            (3)  Melakukan  sertipikasi  tanah (Aldian,  2022).  Upaya  tersebut
            perlu  dipisahkan  menjadi  upaya preventif  dan upaya represif.
            Upaya preventif bertujuan untuk mencegah pelanggaran dengan




                               Strategi Kolaboratif Penyelesaian Sengketa, Konflik, dan      41
                                  Perkara Pertanahan dan Pemberantasan Mafia Tanah
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57