Page 44 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 44
Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....
Semua calon siswa termasuk Boedi Harsono harus mengikuti
audiensi dengan Gubernur Jawa Timur saat itu, Van der Plas.
Namun ternyata Boedi tidak perlu lagi menjalankan tahap terakhir
tersebut. Pada suatu pagi, Moerhadisastro mendapat telepon dari
Bupati Blitar yang berkata: “..anakmu ketompo” (anakmu diterima),
dengan itu otomatis Boedi Harsono lolos tanpa harus beraudiensi
44
dengan Gubernur Jawa Timur, Var der Plas. Dengan menggu-
nakan kereta api, Moerhadisastro mengantarkan anaknya ke
Magelang untuk memasuki MOSVIA.
Sesuai peraturan di sekolah tersebut murid harus tinggal di
asrama. Bagi siswa tingkat satu dibuat kelompok yang masing-
masing terdiri dari tiga orang. Setiap kelompok mendapatkan dua
buah kamar yaitu sebuah kamar tidur dan kamar belajar. Selain
45
itu setiap kelompok juga mendapat seorang pembantu. Jumlah
siswa tingkat satu saat itu adalah 30 orang. Untuk mengorganisasi
dibentuklah semacam perkumpulan siswa yang bernama Pandria
Tama. 46
Bakat kepemimpinan Boedi tampaknya sudah muncul,
terbukti ia berhasil terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Pandria
Tama. Boedi memegang amanah ini selama dua tahun. Ia tidak
rendah diri, meskipun hanya merupakan anak seorang pegawai
47
biasa, Boedi bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Seperti dije-
laskan sebelumnya, pendidikan di MOSVIA lebih bersifat kejuruan
44 Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan
Musi 28, Jakarta.
45 Ibid. Tugas pembantu seperti membersihkan kamar, mencuci, dan mengurus
segala keperluan sehari-hari siswa.
46 Boedi Harsono, loc.cit.
47 Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan
Musi 28, Jakarta.
31

