Page 39 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 39
Oloan Sitorus & Taufik N. Huda
Diantaranya Sekolah Menengah Umum (Algemenee Middle-
bareschool; AMS), Sekolah Teknik (Technisch Onderwijs), Sekolah
Pendidikan Dagang (Middlebaar Handelsschool), Sekolah Pendidikan
Pertanian (Middlebaar Landbouwschool), dan Sekolah Pendidikan
30
Guru (Kweekschool). Selain AMS, dari semua sekolah di atas bertu-
juan menghasilkan tenaga teknis untuk pekerjaan yang spesifik,
Boedi pun juga mendaftar di sekolah tersebut (antara lain AMS
Jogja, Sekolah Pertanian Bogor, dan Sekolah Pertanian dan Kehu-
tanan) dan lolos seleksi. 31
Namun di luar sekolah-sekolah di atas, Boedi Harsono lebih
tertarik untuk masuk ke MOSVIA (Middlebaar Opleidingschool Voor
Indische Ambtenaren; Sekolah Menengah Pamong Praja Hindia
Belanda). Sekolah yang merupakan cikal bakal IPDN (Institut Peme-
rintahan Dalam Negeri) ini mempersiapkan siswanya untuk
32
menjadi pamong praja kelak setelah lulus. Ia memilih MOSVIA
sebab keluarga orang tua dan kakek neneknya semua adalah ketu-
runan dari pejabat pamong praja. Sebagai tambahan sejak kecil ia
telah mengikuti kegiatan ayahnya sebagai ambtenaar yang tentu
30 Pendidikan di Indonesia 1900-1974 (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm.37.
31 Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan
Musi 28, Jakarta.
32 Karena pemerintah Indonesia masih disibukkan dengan berbagai macam
persoalan baik politik maupun ekonomi pasca kemerdekaan, pendidikan
kepamongprajaan belum terpikirkan. Baru pada 17 Maret 1956 pemerintah
mendirikan sekolah kepamongprajaan. Sekolah ini beberapa kali berubah nama
menjadi APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri), STPDN (Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri), dan terakhir IPDN (Institut Pemerintahan
Dalam Negeri). Bagi siswa yang ingin meneruskan jenjang ke strata satu dapat
melanjutkan ke IIP (Institut Ilmu Pemerintahan). Lihat, Inu Kencana Syafiie,
Maju tak gentar : membongkar tragedi IPDN (Institut Pemerintah Dalam Negeri)
Jakarta: Gema Insani, 2007), hlm. 24.
26

