Page 36 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 36
Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....
bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan pendi-
dikan Belanda. Onghokham menambahkan bahwa dengan berada
di HIS, secara harafiah juga berarti memberikan pada seluruh
keluarga semacam “kedudukan kasta” yaitu masuk dalam go-
longan elite. 19
Kini kembali ke perjalanan Boedi Harsono, statusnya sebagai
anak seorang pejabat pamong praja memberinya kesempatan untuk
mengenyam pendidikan Belanda. Di HIS Kediri, Ia merupakan
murid termuda dan terkecil ukuran badannya diantara teman-
teman sebayanya. Belum selesai pendidikannya, Moerhadisastro
diangkat menjadi mantri polisi dan ditempatkan di Distrik Kalitidu,
20
Bojonegoro. Boedi turut pindah bersama ayahnya dan melan-
jutkan sekolahnya di HIS Bojonegoro hingga tamat tahun 1935. 21
Setamat HIS, siswa dianjurkan untuk meneruskan sekolahnya
di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs; Sekolah Dasar yang
lebih luas). Begitu pula dengan Boedi, dengan dorongan ayahnya
ia mengikuti ujian masuk MULO yang diadakan di Bojonegoro.
Namun ada keanehan, dari 36 calon siswa MULO hanya Boedi
sendiri yang mengikuti ujian. Walaupun begitu Boedi pun berhasil
lolos tes, sehingga berhasil memasuki pendidikan menengah
22
Belanda. Namun sayangnya sekolah ini tidak ada di Bojonegoro,
19 Onghokham, Runtuhnya Hindia Belanda (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm.
109.
20 Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan
Musi 28, Jakarta
21 Boedi Harsono, op.cit. hlm. 8.
22 Kurang jelas apakah hanya Boedi yang mengikuti tes dan siswa lainnya
tidak dipanggil tes atau justru ke -35 calon siswa lainnya dapat masuk tanpa tes.
Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan Musi 28,
Jakarta.
23

