Page 48 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 48

Akses Reform dan Analisis Ekonomi Berbasis Potensi Wilayah:   39
                                        Studi Kasus di Kalurahan Genjahan, Gunung Kidul
                 Dalam  pengembangannya,  tindak  lanjut dari  reforma agraria
             ini  umumnya dilanjutkan dengan access reform. Sama halnya
             dengan  reforma agraria,  bahwa adakalanya  access reform ini  juga
             menyesuaikan dengan  reforma agraria  yang  sudah dilaksanakan.
             Artinya perlu penyesuaian agar selaras dengan potensi dari masing-
             masing  wilayah tersebut.  Tidak  bisa tentunya  access reform ini
             digeneralisasi  atau  dipersamakan  untuk  setiap  wilayah.  Kondisi
             wilayah di  Indonesia  yang  secara geografis  berbeda-beda  tentu
             butuh  sentuhan  dan pendekatan  yang  berbeda pula.  Limbong
             (2012),  berpendapat  bahwa  access reform atau  penyediaan akses/
             sarana  ini dapat dikembangkan  berdasarkan potensi-potensi yang
             ada  pada masing-masing  daerah. Dengan  demikian,  berarti  tidak
             semua daerah akan mendapatkan akses/sarana dalam wujud yang
             sama, karena sangat tergantung pada potensi daerahnya.

                 Selain itu, penataan access reform dapat dilaksanakan melalui
             program pemberian  akses permodalan  serta  bantuan  lain  yang
             berupa kegiatan  pemberdayaan masyarakat  yang  riil.  Seperti
             kegiatan pemetaan  sosial,  peningkatan  kapasitas  kelembagaan,
             pendampingan usaha, peningkatan  keterampilan, penggunaan
             teknologi tepat guna, diversifikasi usaha, fasilitasi akses permodalan,
             fasilitasi  akses  pemasaran,  penguatan  basis data dan  informasi
             komoditas, serta penyediaan infrastruktur pendukung. Lebih lanjut
             Limbong (2012) berpendapat, untuk mewujudkan program tersebut
             menjadi wujud kerja nyata, diperlukan peran aktif instansi terkait
             yang sesuai dengan potensi yang ada seperti misal Dinas Pertanian
             maupun Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

                 Sinergisitas antara  potensi wilayah/daerah  yang  menjadi
             unggulan  maupun  usaha serta  program  yang  sesuai  tersebut
             bukanlah  sekedar wacana  saja, artinya antara  pemetaan  potensi
             wilayah diperlukan  untuk ditindaklanjuti  dengan  program  yang
             tepat dan realistis. Di sinilah sebenarnya peran dari instansi terkait
             menjadi  kunci  dari  keberhasilan  program  tersebut.  Dengan kata
             lain  keberhasilan penataan  access reform sangat  tergantung  pada
             para pihak yang seharusnya dilibatkan guna mewujudkan penataan
             akses  yang  meliputi penyediaan  akses  infrastruktur pendukung,
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53