Page 17 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 17

xvi   Land Reform Dari Masa Ke Masa

            Land Reform dari Masa ke Masa ini. Namun, topik dan
            rentang waktu dari buku kecil ini lebih fokus pada proses-
            proses kebijakan land reform 1945-2009. Kecuali bagian
            Epilog, keseluruhan isi buku kecil ini bersumber dari bab 2,
            3 dan 4 dari disertasi penulis “Resurgence of Land Reform
            Policy and Agrarian Movement in Indonesia” yang
            disajikan sebagai bagian dari syarat untuk memperoleh
            gelar PhD dalam bidang Environmental Science, Policy,
            and Management (ESPM) di University of California, Ber-
            keley, 2011.
                 Pendidikan doktoral telah memungkinan penulis
            memiliki pandangan yang lebih luas dan mendalam
            mengenai topik ini, termasuk melalui penelusuran atas
            sumber-sumber informasi baru, dan lebih dari itu adalah
            mengembangkan pemahaman yang lebih mumpuni
            melalui kuliah-kuliah dan kesempatan diskusi-diskusi
            dengan para profesor pembimbing dan teman-teman
            sesama mahasiswa. Tidak mungkin rasanya menyebut satu
            persatu mereka yang telah berjasa sehingga memungkinkan
            penulis dapat menjalani program doktoral hingga
            menyelesaikan disertasi tersebut. Namun, dalam
            kesempatan ini perlu menyebutkan bahwa pendidikan
            doktoral ini tidak mungkin terwujud tanpa kebaikan hati
            dari Nancy Peluso, profesor di bidang ekologi politik di Uni-
            versity of California, Berkeley. Beliau bersama-sama
            pembimbing lainnya, yakni Prof. Gillian Hart, Prof. Michael
            Watts, Prof. Kate O’Neil dan Prof. Louise Fortmann, secara
            istimewa membimbing penulis untuk menjadi ilmuan yang
            mumpuni pada bidang ekologi politik, studi-studi
            pembangunan, gerakan sosial pedesaan, dan khususnya
            debat-debat klasik dan kontemporer tentang land reform
            dan persoalan agraria. Mereka bagaikan “lampu
            mercusuar” bagi penulis yang tengah berlayar di dunia
            akademik, yang pada berbagai kesempatan mengarungi
            topan badai yang dapat saja membawa kapal kandas pada
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22