Page 21 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 21

2     Land Reform Dari Masa Ke Masa

            dingin berlalu di tahun 1990-an. Debat tentang land re-
            form sekarang ini sungguh hidup dan baik. Demikian pula
            land reform itu sendiri. Dan memang seharusnya demikian”
            (Lipton 2009: 322).  Dalam karya masterpiece terbaru itu,
                              2
            Land Reform in Developing Countries. Property Rights and
            Property Wrong, Lipton menteorisasi dan membuat
            taksonomi praktek land reform di seantero negara yang
            sedang berkembang. Ia mendefinisikan  land reform
            sebagai “perundang-undangan (legislasi) yang diniatkan
            dan benar-benar diperuntukkan meredistribusi kepemilikan,
            (mewujudkan) klaim-klaim, atau hak-hak atas tanah
            pertanian, dan dijalankan untuk memberi manfaat  pada
            kaum miskin dengan cara meningkatkan status, kekuasaan,
            dan pendapatan absolut maupun relatif mereka,
            berbanding dengan situasi tanpa perundang-undangan
            tersebut”  (Lipton, 2009:328). Suatu program land reform
                    3
            bukan sekedar memerlukan political will yang diwujudkan
            oleh badan-badan pemerintah. Agar mampu mencapai
            tujuannya, program land reform sangat memerlukan
            kekuatan pemerintah yang sanggup memaksa (govern-
            ment compulsion) (Thai 1974:15). Land reform bukan
            hanya kebijakan pemberdayaan (empowerment) bagi para
            petani pekerja pedesaan, melainkan juga adalah kebijakan
            penidakberdayaan (disempowerement) para penguasa,
            pemilik, pengguna, dan pemanfaaat tanah, kekayaan alam
            dan wilayah, yang nyata jelas melanggar perundang-


              2  Kalimat aslinya adalah sebagai berikut:  In many developing
            countries, land reform  is a live, often burning, issue twenty years
            after the end of the cold war. The debate about land reform is alive
            and well. So is land reform itself. And they should be  (Lipton,
            2009:322).
              3  Kalimat aslinya adalah sebagai berikut:  legislation intended
            and likely to directly redistribute ownership of, claims on, or rights
            to farmland, and thus to benefit the poor by raising their absolute
            and relative status, power, and income, compared with likely situa-
            tions without the legislation” (Lipton, 2009:328).
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26