Page 26 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 26

- II -

                Land Reform: Dari Dekolonisasi

                  Hingga Demokrasi Terpimpin







                  ukarno, Muhamad Hatta, dan para founding fathers
               SRepublik Indonesia lainnya, sangat fasih menjelaskan
               kebijakan agraria kolonial dan akibat-akibatnya yang
               merugikan masyarakat petani dan wilayah pedesaan.
               Mereka memahami signifikasi historis dari UU Agraria
               tahun 1870 (Agrarische Wet) sebagai suatu warisan
               kolonial Belanda yang telah meletakkan dasar-dasar
               hukum bagi para penguasa kolonial dalam memfasilitasi
               akumulasi modal perusahaan-perusahaan Eropa yang
               berinvestasi di Hindia Belanda dengan membentuk
               perkebunan-perkebunan kapitalis untuk  memproduksi
               komoditi-komoditi ekspor. Dari tahun 1870 sampai 1942
               formasi sosial kapitalisme kolonial Hindia Belanda
               dicirikan terutama oleh lahan produksi komoditi ekspor
               – sebagian besar gula, karet, dan kopi – untuk melayani
               kepentingan negara kolonial dan kelas kapitalis Belanda,
               sehingga surplus kolonial mengalir deras dari Hindia-
               Belanda ke Belanda. 6
                    Sistem agraria perkebunan kolonial ditandai terutama
               dengan paksaan-paksaan ekstra-ekonomi khususnya
               dalam rangka pengadaan tanah dan penyediaan buruh


                6  Penelitian-penelitian terbaru dari Mark (2001), Eng (2002),
               Kano (2009), dan Gordon (2010) memuat keterangan kuantitatif
               dari surplus kolonial tersebut.


                                          7
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31