Page 31 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 31
12 Land Reform Dari Masa Ke Masa
dalam wilayah Indonesia dari Sabang (di pulau Wee,
bagian utara Sumatra) sampai Merauke (di Pulau Papua,
dekat dengan perbatasan Papua Nugini); (b) untuk
menciptakan sebuah masyarakat yang adil dan makmur
yang menyediakan ruang bagi setiap warga negaranya
untuk mencapai kebutuhan spiritual mereka; and (c)
untuk mendirikan persahabatan antara Indonesia dengan
semua negara di dunia, khususnya dengan negara-negara
Asia-Afrika, dengan tujuan membangun sebuah dunia
baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme,
sebagai sebuah persyaratan dari perdamaian dunia yang
lengkap (Sukarno 1959 sebagaimana dirujuk oleh
Caldwell dan Utrecht 1979:108).
Sukarno telah berusaha keras memobilisasi
“semua kekuatan-kekuatan revolusioner” di bawah
“satu kepemimpinan pusat yang efektif,” yaitu dirinya
sendiri. Kekuatan revolusioner paling penting saat itu
adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), yang sejak
Dipa Nusantara Aidit mengambil alih kepemimpinan
partai ini di tahun 1951, PKI telah mengembangkan
sebuah strategi perjuangan parlementer untuk
memenangkan pemilu, dan berakar luas dalam
organisasi-organisasi massa, terutama di pedesaan.
Keberhasilan PKI di bawah Aidit itu bisa dijelaskan
dalam tiga faktor yang terkait:
(1) penekanan pada mobilisasi petani dan perjuangan
untuk land reform dalam mengembangkan teori dan
program partai;
(2) teknik organisasi yang diterapkan untuk merekrut
pendukung partai di daerah pedesaan;
(3) penelitian mengenai kondisi-kondisi petani dan
kepemilikan tanah yang dilaksanakan oleh kader-
kader partai (van der Kroef 1963:54).
PKI dan berbagai organisasi massanya, termasuk