Page 32 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 32

Land Reform: Dari Dekolonisasi Hingga Demokrasi Terpimpin  13

               Barisan Tani Indonesia (BTI), bisa memperluas
               keanggotannya secara cepat. Sebagaimana dijelaskan oleh
               Karl Pelzer, “BTI mengklaim memiliki jumlah keanggotaan
               sebanyak 800.000 pada Maret 1954 dan sekitar 2.000.000
               pada April 1955. Pada waktu pemilu di akhir tahun 1955
               sekretariat BTI melaporkan jumlah keanggotaan mencapai
               sekitar 3.300.000” (1982:45). Pada Pemilu 1955 PKI
               memperoleh 16,4 persen suara dengan 6.117.000 suara.
               Posisi pertama ditempati oleh Partai Nasional Indonesia
               (PNI) dengan 22,3 persen suara (8.435.000); posisi kedua
               diduduki oleh Masyumi (partai Islam modern) dengan 20,9
               persen suara (7.904.000); dan posisi ketiga adalah NU (partai
               Islam tradisional) dengan 18,4 persen suara (6,955.000).
                    Setelah “Transisi menuju Demokrasi Terpimpin”
               (1957-1959) PKI menjadi lebih tergantung pada
               Sukarno. Sukarno membantu PKI untuk melawan
               musuh politik partai tersebut, khususnya Angkatan Darat
               (AD) dan partai-partai Islam. PKI secara sistematis telah
               memobilisasi petani melalui kampanye “tanah untuk
               penggarap.”  Sebagaimana dilaporkan oleh van der
                           12
               Kroef (1960), Kongres Nasional PKI yang keenam pada
               tahun 1959 secara resmi mengakui buruh tani sebagai
               “kekuatan pokok dari revolusi Indonesia” bersama-sama
               dengan kelas buruh.  Di sisi lain, Sukarno adalah
                                     13
               pemimpin revolusioner nasionalis yang menganggap PKI
               sebagai partai terdepan untuk gagasan-gagasan politik


                12  Untuk penjelasan yang lebih jauh, lihat Mortimer (1972);
               Edelman (1987:96-93); Huizer (1974, 1980:64-127).
                13  Meskipun buruh tani digambarkan sebagai kekuatan dasar
               dari revolusi Indonesia,” PKI berpegang teguh bahwa “kelas buruh
               harus memimpin perjuangan rakyat keseluruhan,” khususnya
               bahwa “kelas pekerja harus membantu perjuangan buruh tani
               untuk mendapat tanah” (dikutip dalam van der Kroef 1960:6).
               Untuk penjelasan yang lebih panjang mengenai hubungan
               antara PKI, buruh tani, dan land reform, lihat van der Kroef
               (1963) dan Mortimer (1972).
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37