Page 30 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 30

Land Reform: Dari Dekolonisasi Hingga Demokrasi Terpimpin  11

               pada 5 Juli 1959  menyatakan pemerintahan kembali ke
               UUD 1945 yang pada dasarnya memberi kekuasaan yang
               sangat besar pada Presiden (Nasution 1992). Sukarno
               mendeklarasikan “Demokrasi Terpimpin”, sebuah
               bangunan politik di mana partai-partai politik tunduk
               pada kekuasaan Presiden dalam hubungan yang
               terkordinasi, dan bukan suatu hubungan yang
               konfrontatif dengan dan antar partai-partai politik
               (Sukarno 1959 dirujuk oleh Caldwell dan Utrecht
               1979:167).  Kemudian, Sukarno membentuk Majelis
                         10
               Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) yang
               kemudian memutuskan Sukarno sebagai Pemimpin
               Besar Revolusi Indonesia. 11
                    Sukarno mengabdikan Demokrasi Terpimpin-nya
               untuk mewujudkan apa yang ia sebut dengan “Sosialisme
               Indonesia”, di mana ia menghadirkan (kembali) gagasan
               “Revolusi” untuk mereorganisasi negara dan
               masyarakat, sebagaimana dikemukakannya secara
               eksplisit dalam pidato yang berjudul Manifesto Politik,
               Penemuan Kembali Revolusi Kita. Melalui pidato ini
               Sukarno menjelaskan prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan
               dari revolusi yang berjalan secara bersama-sama dalam
               setiap bagian masyarakat Indonesia (dalam struktur
               politik, struktur ekonomi, hubungan sosial, budaya, dan
               bahkan di dalam kehidupan rakyat). Sukarno berkata
               bahwa cita-cita dari Revolusi adalah (a) untuk
               mendirikan sebuah kesatuan negara yang demokratis
               dan menyatukan semua warga negara Indonesia ke


                10  Herbert Feith menyimpulkan bahwa Demokrasi Terpimpin
               merupakan sebuah produk interaksi antara Presiden dan elit
               tentara, “dengan Presiden menyediakan ideologi dan tentara
               menyediakan mesin otoritas yang koersif” (1962:602).
                11   Ketetapan  MPRS  Nomor   III/MPRS/1963    tentang
               Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Bung Karno
               menjadi Presiden Republik Indonesia Seumur Hidup.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35