Page 23 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 23

4     Land Reform Dari Masa Ke Masa

            memungkinkannya bekerja, tentu bukanlah sesuatu yang
            statis, melainkan bergerak dalam ruang politik tertentu,
            dan berubah dari waktu ke waktu. 4
                 Buku kecil ini secara berurutan akan dimulai dengan
            babak dekolonisasi yang dimulai dengan proklamasi
            kemerdekaan Republik Indonesia 1945 hingga disahkannya
            UUPA 1960. Pada mulanya program redistribusi tanah yang
            dimandatkan UUPA diinspirasikan oleh visi Presiden
            Sukarno untuk merombak struktur agraria feodal dan
            kolonial secara radikal, dan menciptakan jalan menuju apa
            yang disebut oleh dokumen Manifesto Politik 1960 sebagai
            “masyarakat sosialis Indonesia.” Program redistribusi
            terutama ditargetkan pada tanah-tanah pertanian yang
            melebihi batas maksimum, tanah absente, tanah swapraja,
            dan “tanah negara” lainnya.
                 Bab selanjutnya akan menguraikan kebijakan anti
            land reform setelah kudeta atas Sukarno berhasil
            ditunaikan.  Setelah kejatuhan Sukarno yang dramatis di
                       5
            tahun 1966, Presiden Jenderal Suharto yang baru naik,
            dengan bantuan para teknokrat didikan Barat yang

              4   Penulis menggunakan pendekatan konjungtural yang
            dipelopori oleh Antonio Gramsci, melalui panduan dari Stuart
            Hall (1996). Konsep konjungtur, merujuk pada uraian Stuart
            Hall, adalah “ranah yang kompleks, spesifik secara historis, atas
            sebuah krisis yang mempengaruhi —dengan cara-cara yang
            berbeda-beda— sebuah formasi sosio-nasional yang unik secara
            keseluruhan” (1988, hal. 127). Jadi, istilah konjungtur
            (conjucture) adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
            pada konfigurasi dan interaksi yang dinamis antar kekuatan
            pada masa kini, di dalam mana ragam taktik politik dilancarkan
            oleh masing-masing kekuatan  yang bertarung.  Sebagaimana
            dikemukakan oleh Grossberg, perlu digaris-bawahi arti penting
            dari analisa kapan, bagaimana dan dalam situasi bagaimana
            konjungtur tersebut bergerak atau mandeg dari satu babak ke
            babak berikutnya, dan mencapai “keseimbangan antara yang
            lama dengan yang baru” (2006:5).
              5  Peralihan kekuasaan dari Presiden Sukarno diiringi oleh
            gelombang kekerasan di seluruh penjuru negeri. Jenderal
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28