Page 122 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 122

hanya  2-3 kali  dalam  setahun,  ini berbeda  dengan  penghasilan
            dari sektor  non pertanian di  kawasan perguruan tinggi yang dapat
            dirasakan  setiap bulannya bahkan  setiap hari. Fakta  yang  terjadi
            sudah dibuktikan oleh Ni’mah & Zelinda (2021) yaitu pembangunan
            perguruan tinggi memiliki hubungan positif terhadap perubahan alih
            fungsi lahan pertanian di Kabupaten Sleman secara konsisten setiap
            tahunnya.


            B.  Tekanan (Pressure) yang Memperlaju Konversi Lahan Pertanian
            1.  Inkonsistensi Pemberian Perizinan untuk Alih Fungsi Lahan
                Pertanian
                Kemudahan  birokrasi  perizinan dilakukan oleh  Pemerintah
            Daerah Kabupaten Sleman kepada para investor dalam pengembangan
            sektor perdagangan, pariwisata,  permukiman,  dan  lainnya  (Muis,
            Wawancara 11 Januari  2024). Kebijakan  publik  yang  dibuat  oleh
            pemerintah berupa keputusan, regulasi, dan peraturan belum dapat
            menerapkan  sepenuhnya kepada  pemangku kepentingan  tanpa
            terkecuali apapun  kepentingannya.  Permasalahan  utama  dalam
            penyalahgunaan untuk kemudahan perizinan terletak pada dua poin
            utama yaitu: (i) implementasi kebijakan tersebut yang dapat dipatuhi
            oleh masyarakat yang menggunakan lahan; serta (ii) serta pemberian
            sanksi  kepada oknum yang  melanggar kebijakan tersebut (Rozano,
            Wawancara 26 Januari 2024).
                Implementasi  kebijakan dalam  permohonan  izin alih  fungsi
            lahan pertanian mengalami penyalahgunaan oleh pihak tertentu agar
            dimudahkan  penerbitan  izin  tanpa  melalui proses perizinan  yang
            berlaku (Rozano,  Wawancara 26 Januari  2024). Proses  alih  fungsi
            lahan pertanian menjadi lahan terbangun dimulai dengan penerbitan
            akta Pengikatan Jual Beli (PJB) di hadapan Notaris yang ditunjuk oleh
            pihak yang berkepentingan. Permohonan perizinan diajukan kepada
            Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman  untuk  dapat  diterbitkan
            pertimbangan teknis  pertanahan.  Persyaratan  yang telah  dipenuhi
            dilanjutkan untuk pengajuan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah
            (IPPT)  kepada Dinas Penanaman Modal  dan Pelayanan Perizinan
            Terpadu Kabupaten Sleman. Surat IPPT menjadi bukti utama untuk


                                                                 BAB IV  91
                                     Dinamika Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127