Page 241 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 241
Kemudian FS menawarkan kepada para perajin untuk
mengaktifkan kembali, dari beberapa kali pertemuan diketahui bahwa
kelompok sebelumnya ternyata bermasalah terkait transparansi
dana dan pengurus yang elitis (bukan perajin bambu tetapi sebagian
besar adalah perangkat desa), sehingga disepakati untuk mendirikan
kelompok baru yang harapannya akan menjawab kebutuhan perajin.
Secara umum dilakukan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan
pelatihan di bidang organisasi dan manajemen. Pelatihan ini
merupakan bagian dari revitalisasi kelembagaan, dimana masyarakat
sasaran didampingi untuk membangun atau mengaktifkan kembali
organisasi kelompok usaha dengan menata aturan kelembagaan,
ketatalaksanaan, maupun pengelolaan keanggotaan. Pelatihan
kedua adalah yang terkait pengembangan kapasitas organisasi
dengan materi di bidang permodalan dan pemasaran. Materi utama
pelatihan pelatihannya adalah teknis dan tata cara mendapatkan
akses permodalan, pengelolaan bisnis online dan pemasaran digital.
Kegiatan berikutnya adalah melakukan fasilitasi pemasaran dengan
cara membantu masyarakat sasaran mendapatkan akses pasar
untuk produknya. Kegiatan lain adalah memfasilitasi terbentuknya
kerjasama antar pemangku kepentingan yang terkait dengan
pemberdayaan UMKM.
Waktu kegiatan yang dialokasikan adalah 6 bulan termasuk
asesemen data sehingga tidak akan cukup untuk membangun
(menguatkan kelompok). Kalau pendampingan hanya dimaknai
dengan ukuran sudah dilaksanakannya pelatihan maka pendampingan
di Wukirsari pada tahun kedua sudah berhasil tetapi kalau ukurannya
adalah menguatkan kelompok tentu masih jauh dari berhasil. FS di
Kantah Bantul berkomitmen meskipun program ini sudah berakhir
pada bulan Oktober secara administratif tetapi komunikasi untuk
pendampingan dengan warga masih terus berlanjut meskipun tanpa
dukungan anggaran. FS memotivasi kelompok untuk dapat swadaya
menguatkan kelompok.
Hal yang membuat saya cukup tertarik ialah ada upaya
pengarusutamaan gender dalam Penataan Akses di Wukirsari.
226 REFORMA AGRARIAN INKLUSIF:
Praktik Penataan Akses Rumah Gender dan Disabilitas
di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul