Page 112 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 112
Peasant Revolution: From Concept to Theory and Case” yang
mengungkap persamaan dan perbedaan konsepsi tentang petani
(peasant) dari berbagai karya ahli dalam membuat lukisan dan
analisis tentang gerakan petani. Karya para ahli yang dibahas
Kurts itu tidak mempergunakan pengertian yang seragam
mengenai apa yang dimaksudkannya dengan istilah “petani”
(peasant) itu. Memang pada konsepsi yang sederhana, petani
dirumuskan sebagai petani (peasant) adalah penggarap tanah
di pedesaan. Sesungguhnya, para ahli itu mempunyai variasi
pengertian perihal petani mulai dari yang sederhana sampai
kompleks.
Selain sama-sama sebagai penggarap tanah di pedesaan,
Kurtz (2000) telah mendaftar adanya tiga ciri lain, yang menjadi
pembeda dari pengertian antara satu dengan lain ahli, selain
sekedar sebagai penggarap tanah di pedesaan. Ketiga ciri lain
itu adalah (i) Penguasaan dan/atau pemilikan kaum petani atas
tanah; (ii) Hubungan subordinasi dari kelompok penguasa lain;
dan (iii) Komunitas petani yang ditandai oleh praktek budaya
yang khusus.
Seperti dapat dilihat di bagan, aliran Weberian merumuskan
bahwa petani memiliki tambahan ketiga-tiga ciri lain itu;
aliran Marxian mengutamakan kombinasi ciri antara menjadi
penggarap tanah pedesaan dan berada di bawah dominasi
penguasa lainnya; kalangan Antropologis memusatkan perhatian
pada kekhususan budaya dari komunitas petani; kaum Ekonomi
Moral selain kekhususan budayanya, juga menambahkan
dengan sifatnya yang berada di bawah kuasa kelas lainnya;
terakhir, kaum Minimalis yang hanya memahaminya sebagai
penggarap tanah pedesaan saja.
77