Page 97 - Nanos Gigantum Humeris Insidentes: Sebelum Meneliti Susunlah Bibliografi Beranotasi dan Kajian Pustaka
P. 97

ini benar-benar hasil studi pendahuluan yang mengandalkan
                sumber asing dan sumber lokal dalam jumlah terbatas. Jadi,
                masih perlu diperdalam terutama dengan menggunakan

                sumber-sumber lokal. Sumbangan buku ini terutama dalam
                mengonseptualisasikan aspek-aspek kehidupan kaum  menak
                dilihat dilihat dari sisi antropologi.
                     Sebuah karya berjudul Social Status and Power in Java (1959)
                yang ditulis oleh Leslie H. Palmier meskipun tidak menyangkut

                sejarah Priangan, sangat berguna sebagai pembanding. Karya ini
                merupakan kajian antropologi sosial tentang kaum bangsawan
                Jawa, khususnya tentang status sosial dan kekuasaan mereka.
                Walaupun karya ini bukan kajian sejarah, kerangka konseptual
                yang dikemukakannya dapat dijadikan acuan. Dalam karya ini,
                Palmier menempatkan sejarah perubahan status para bupati
                Jawa (Tengah dan Timur) dalam satu bab yang amat ringkas.
                Bahan yang dipergunakan, untuk bab tersebut hanya dari
                karya Schrieke dan Furnivall serta sedikit dari Burger. Karena

                terbatasnya sumber yang dipergunakan, dari sisi historis hampir
                tidak ada tambahan informasi dalam bab ini lebih dari yang
                ditulis oleh Schrieke. Palmier memang bukan Sejarawan. Suatu
                kritik dapat diajukan dalam hal konsep nobility yang diuraikannya
                pada bab 6. Palmier menyebut priyayi Jawa sebagai feudal nobility
                (bangsawan feodal), tanpa melihat apakah kebangsawannya
                diperoleh karena hubungan darah atau bukan. Konsep nobility

                sebenarnya berkaitan dengan kebangsawanan berdasarkan
                kelahiran. Oleh karena yang disebut  menak itu tidak bisa
                dibuktikan secara historis, apakah benar-benar bangsawan atau
                bukan, konsep yang lebih tepat dipakai untuk menyebut menak
                adalah aristocracy bukan nobility. Kaum menak seperti priyayi Jawa,
                juga  memiliki  sifat-sifat  feodal.  Selanjutnya,  perlu  dijelaskan
                bahwa dalam disertasi ini kadang-kadang dipergunakan istilah





                                           62
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102