Page 819 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 819

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            RI mengingatkan kembali perlunya pelaksanaan reforma
            agraria ini dengan dilahirkannya Keputusan MPR Nomor 5
            Tahun 2003. Hal ini dimaknai sebagai bentuk konsensus
            sosial dan konsensus politik baru dalam mewujudkan ke-
            adilan sosial, konsensus baru yang taat azas dan taat kon-
            stitusi.
                Bila dicermati secara seksama, jiwa dan isi TAP MPR
            tersebut di atas sangat konsisten dengan Pembukaan UUD
            1945 dan  Batang Tubuh UUD 1945, khususnya Pasal 33
            ayat (3), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 28. Lebih lanjut, isi
            TAP MPR tersebut juga sejalan dan konsisten dengan jiwa
            dan isi Undang-undang Pokok Agraria, undang-undang yang
            dilahirkan oleh para pendiri bangsa melalui proses peru-
            musan yang memakan waktu sekitar 14 tahun (1946-1960).
            Undang-undang Pokok Agraria inilah yang menjadi payung
            hukum dan dasar dari pelaksanaan Reforma Agraria di In-
            donesia.
                Sebagai tindak lanjut konsensus sosial dan konsensus
            politik sebagaimana dijelaskan diatas, reforma agraria
            dituangkan dalam BAB IV.1.5 Mewujudkan Pembangunan
            yang Lebih Merata dan Berkeadilan, Undang-Undang
            Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
            Jangka Panjang Nasional 2005 -2025 : “....... menerapkan
            sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif serta
            melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah
            dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi,
            dan demokrasi. ........, perlu dilakukan penyempurnaan
            penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
            melalui........land reform”.



            772
   814   815   816   817   818   819   820   821   822   823   824