Page 930 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 930
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
diarahkan kepada upaya peningkatan produktivitas melalui
revolusi hijau. Sehingga meningkatkan jumlah petani tuna
kisma dan mendorong percepatan guremisasi petani. Kedua,
pada saat banyak petani kehilangan akses pada tanah, ber-
langsung pula kebijakan pengalokasian tanah dalam skala
besar kepada industri perkebunan dan industri kehutanan.
Ketiga, Pembangunan industri dan perluasan kota juga telah
menimbulkan konversi besar-besaran lahan pertanian, apa-
lagi belum ditaatinya tata ruang dan penataan tanah sebagai
acuan pemanfaatan dan peng-gunaan tanah. Kelima, tum-
buhnya kecenderungan meletakkan tanah dalam kerangka
perburuan rente sehingga menjadi ajang permainan speku-
lasi. Kelima hal ini telah mengakibatkan setidaknya dua
hal utama: pertama, kesemua proses di atas telah mendo-
rong semakin tingginya kuantitas dan kualitas sengketa
serta konflik pertanahan di tanah air. Kedua, kesemua hal
di atas telah mendorong semakin timpangnya pemilikan,
penguasaan dan pengelolaan sumber-sumber agraria khusus-
nya tanah.
Sudah barang tentu, berbagai komplikasi tambahan di
atas semakin mengukuhkan argumentasi bahwa pembaruan
agraria adalah sebuah agenda yang sangat mendesak untuk
dijalankan bagi bangsa ini. Juga, ini merupakan tantangan,
sebab mewujudkan pembaruan agraria pada masa kini tidak
lebih mudah dibanding era sebelumnya.
Rezim Pasar dalam Pembaruan Agraria.
Pasca ditetapkannya Tap. MPR No. IX/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam,
diskursus dan aksi politik yang berelasi dengan isu pemba-
883

