Page 933 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 933
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
hanya akan terdistribusi kepada petani yang benar-benar
bisa memproduktifkan tanah. Padahal, proses ini telah
mendorong petani penggarap mendapatkan tanah-tanah
dengan harga yang lebih mahal dan kurang subur. Bukankah
akan selalu lebih banyak permintaan (demand) dibandingkan
supply tanah. Juga, tanah-tanah yang subur kecil kemung-
kinan dilepaskan oleh para tuan tanah kepada para petani.
Model ini juga juga membahayakan perekonomian nasional
secara luas dan jangka panjang, sebab seringkali biaya pem-
belian tanah tersebut didapat oleh pemerintah melalui ske-
ma hutang. Dan, hutang tersebut diperoleh dengan persya-
ratan membuka pasar pertanian di dalam negeri.
Pembaruan agraria versi pasar juga didasarkan kesim-
pulan bahwa pembagian tanah kepada rumah tangga petani
akan lebih menguntungkan ketimbang kepada serikat tani
atau koperasi produksi serikat tani. Pandangan ini dida-
sarkan bahwa pertanian besar yang selama ini dikelola negara
dan komune produksi di negara-negara sosialis telah menga-
lami kegagalan dalam mencapai efisiensi produksi.
Pandangan inilah yang mengkhawatirkan dan sekaligus
mendapat perlawanan banyak gerakan sosial dunia. Sebab,
pembaruan agraria yang dijalankan adalah sebuah upaya
sistematis dalam mengintegrasikan masyarakat pertanian
dan pedesaan kedalam rezim pasar bebas dalam hal produksi
dan keuangan. Proses pembaruan agraria yang dibimbing
pasar ini sama sekali tidak ditujukan sebagai sebuah cara
dalam mendorong transformasi sosial melalui lapangan agra-
ria melalui pembentukan modal di pedesaan. Sehingga, pem-
baruan agraria model pasar sama sekali tidak menyentuh
proses perencanaan pembangunan ekonomi desa kota yang
886

