Page 53 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 53
Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2013 mengatur tentang
zonasi, belum lengkap batasan atau definisi ketentuan pemanfaatan
ruangnya. 30
Pola pemanfaatan ruang Kota Yogyakarta yakni terdiri dari; (1)
zona perumahan yang terdiri dari, perumahan kepadatan tinggi atau
R1 dan perumahan kepadatan sedang atau R2; (2) zona perdagangan
dan jasa atau K; (3) zona perkantoran atau KT; (4) zona sarana
pelayanan umum atau SPU; (5) zona industri kecil dan rumah tangga
atau I; (6) zona Pariwisata atau PL; (7) zona Ruang Terbuka Hijau,
yang terbagi menjadi tiga klasifikasi yakni kebun binatang (RTH1);
Taman/Alun-alun/Lapangan Olahraga (RTH2), dan makam (RTH3);
(8) zona perlindungan setempat yakni berupa sempadan sungai (PS);
dan (9) zona kawasan dan cagar budaya atau SC.
Acuan perizinan pemanfaatan ruang secara lebih detail terdapat
dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Yogyakarta,
namun sayangnya ketika terjadi fenomena masifnya pembangunan
hotel pada akhir tahun 2013 peraturan tersebut belum ada. RDTR
tersebut baru ditetapkan pada tanggal 2 Pebruari 2015, dimana
kebijakan moratorium sudah dilaksanakan setengah jalan. Padahal
jika peraturan RDTR tersebut sudah ada sejak dulu, maka dalam
perizinan pemanfaatan ruang akan lebih terkontrol karena dalam
RDTR ketentuan pemanfaatan ruangnya sudah per kecamatan
sehingga lebih detail lagi.
Rencana pola ruang yang terdapat dalam RDTR diklasifi kasikan
menjadi dua, yakni zona lindung dan zona budidaya. Zona lindung
30 Sari, Yohanna Purnomo. (2015). “Pengendalian Pertumbuhan Ruang dan Tipologi
Keputusan Pemanfaatan Ruang Oleh Pemerintah Kota Yogyakarta”. Tesis. Program
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
38 JOGJA-KU(DUNE ORA) DIDOL