Page 54 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 54

merupakan area dalam bagian wilayah perkotaan yang ditetapkan
           dengan fungsi utamanya untuk kelestarian lingkungan hidup yang
           mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Zona lindung
           tersebut terbagi dalam zona Cagar Budaya (SC); zona Ruang Terbuka
           Hijau (RTH) kota; dan zona Perlindungan Setempat (PS).

               Zona budidaya merupakan area dalam bagian wilayah perkotaan
           yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk kegiatan budidaya
           atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, dan sumberdaya
           buatan. Zona budidaya ini terbagi dalam: (a) zona Perumahan (R);
           (b) zona perdagangan dan jasa (K); (c) zona perkantoran (KT); (d)
           zona sarana pelayanan umum (SPU); zona industri (I) dan zona
           peruntukan lainnya (PL).

               Klasifikasi zona dalam pemanfaatan ruang di Kota Yogyakarta
           antara Peraturan  Walikota  Yogyakarta Nomor 25  Tahun 2013
           tentang Penjabaran Rencana Pola Ruang dan Ketentuan Intensitas
           Pemanfaatan Ruang dengan RDTR sebenarnya sama, namun RDTR
           lebih rinci karena dibuat per kecamatan dengan skala 1 : 5.000
           sehingga lebih detail.
               Sedangkan dari aspek penguasaan tanah untuk mengakomodir
           pengembangan pembangunan hotel, dapat dilakukan di atas tanah
           milik sendiri maupun milik orang lain dengan sistem sewa-menyewa.
           Di Kota Yogyakarta dikenal adanya beberapa jenis tanah, yakni tanah
           milik pribadi yang dimiliki para keluarga; tanah Sultan (Sultan Grond
                                                                         31
           atau SG) dan tanah Pakualaman (Paku Alaman Grond atau PAG) .
           SG dan PAG tersebut meliputi tanah keprabon dan bukan tanah
           keprabon, tanah keprabon merupakan tanah yang digunakan untuk





           31  Luthfi, Ahmad Nashih, dkk. (2009). KeisƟmewaan Yogyakarta Yang Diingat dan

               Yang Dilupakan. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Yogyakarta. hlm. 170
                                    Tak Berpihaknya Pembangunan Pada Rakyat  39
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59