Page 104 - Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan
P. 104

penguasaan  yuridis  memberikan  wewenang  untuk  menguasai
               secara  fisik,  dalam  kenyataannya  penguasaan  fisik  dapat
               dilakukan oleh pihak lain, seperti jika tanah disewakan. Jika tanah
               dikuasai secara fisik oleh pihak lain tanpa hak, maka pemilik tanah
               berdasarkan  hak  penguasaan  yuridisnya  berhak  menuntut
               diserahkannya  kembali  tanah  tersebut  secara  fisik  kepadanya
               (Harsono,  2008).  Penguasaan  yang  bersifat  fisik  atau  terbatas
               pada  adanya  aktivitas  fisik  di  atas  tanah,  tanpa  disertai
               penguasaan  yuridis,  selanjutnya  dalam  Petunjuk  Pelaksanaan
               Kegiatan  Landreform  2024  disebut  sebagai  penguasaan  tanah
               (Direktorat Landreform, 2024).
                     Di sisi lain, penguasaan yang berarti pada penguasan aspek
               yuridis disebut dengan pemilikan tanah. Kepemilikan tanah bagi
               masyarakat memberikan pengaruh keeratan hubungan psikologis
               antara  pemegang  hak  dengan  tanahnya.  Macam  hak  atas  tanah
               antara  lain:    Hak  Milik  (HM),  Hak  Guna  Bangunan  (HGB),  Hak
               Guna  Usaha  (HGU),  Hak  Pakai  (HP),  Hak  Wakaf,  dan  Hak
               Pengelolaan  (HPL).  Menurut  Undang-Undang  Pokok  Agraria
               (UUPA),  hak  milik  adalah  hak  yang  turun-temurun,  terkuat,  dan
               terpenuh yang dapat dimiliki seseorang atas tanah. Sifat "terkuat
               dan terpenuh" ini tidak berarti hak milik adalah hak mutlak yang
               tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat. Sebaliknya, sifat ini
               hanya  dimaksudkan  untuk  membedakan  hak  milik  dengan  jenis
               hak atas tanah lainnya.
                     Peta penguasaan dan pemilikan bidang tanah menyediakan
               detail  mengenai  siapa  yang  menguasai  dan  memiliki  tanah  di
               suatu  wilayah,  yang  berguna  dalam  berbagai  konteks  seperti
               perencanaan  pembangunan,  tata  ruang,  pengelolaan  lahan,  dan
               penyelesaian  sengketa  tanah.  Informasi  yang  terkandung  dalam
               peta  ini  sangat  penting  untuk  memastikan  jenis  hak  atas  tanah
               yang  ada  di  setiap  bidang  tanah,  mendorong  transparansi  dan
               akuntabilitas  dalam  tata  kelola  tanah,  serta  memfasilitasi
               perencanaan dan pengelolaan tanah yang efisien. Dengan adanya
               informasi ini, proses pengambilan keputusan yang terkait dengan
               pengelolaan  tanah  menjadi  lebih  mudah  dan  dapat  mencegah
               potensi konflik dengan pemilik tanah.


                                                                           87
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109