Page 27 - Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan
P. 27
Ditinjau dari sejarahnya, kartografi merupakan sebuah ilmu
kuno yang telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Hal
tersebut ditandai dengan adanya sejumlah penemuan produk peta
peninggalan bangsa Babilonia. Salah satu contohnya yaitu
potongan lempung yang didalamnya menampilkan peta topografi.
Potongan peta tersebut ditemukan di daerah Yorgan Tepe, Iraq
yang dulunya merupakan wilayah Kota Mesopotamia. Temuan
tersebut diperkirakan dibuat sekitar tahun 2300 SM (Gambar 2-
3).
Seiring dengan perkembangan jaman, pembuatan peta pun
mengalami perkembangan. Dari sisi pengetahuan, peta yang
semula kurang memperhatikan aspek kelengkungan bumi lambat
laun mulai dipahami bahwa kelengkungan bumi berpengaruh
pada tingkat kesalahan peta. Berikutnya dari sisi teknologi, peta
yang semula hanya dibuat manual dan dihasilkan peta analog
mulai beralih menggunakan teknologi modern dengan dibuat
melalui komputer dan dihasilkan peta digital. Perkembangan
teknologi pengukuran pun berdampak pada produk peta yang
semula berupa peta garis berubah tampilan menjadi peta foto
udara atau citra satelit.
Berdasarkan perkembangan tersebut, kartografi tidak lagi
hanya sebatas pada pembuatan peta namun ditekankan pada
aspek visualisasi data geospasial (Kraak dan Omerling, 2021).
Kartografi didefinisikan sebagai pembuatan visualisasi data
geospasial yang dapat diakses dan dimungkinkan adanya interaksi
antara peta dengan penggunanya.
2.3. Pengertian, Fungsi, dan Syarat Peta
Peta dari tahun ke tahun didefinisikan secara berbeda.
Tahun 1948, Erwin Raisz (1948) mendefinisikan peta sebagai
berikut:
“… a conventionalized picture of the earth’s pattern as seen
from above, to which lettering is added for identification.”
Berikutnya pada tahun 1973, International Cartographic
Association (ICA) dalam Kraak dan Fabrikant (2017)
mendefinisikan peta sebagai berikut:
10