Page 21 - MODUL SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
P. 21

B. Kedudukan Qiyas

                           Sikap ulama mengenai qiyas ini tidak tunggal. Ada pro dan kontra di kalangan
                     mereka. Setidaknya dalam hal ini terdapat tiga kelompok ulama sebagai berikut:
                     Pertama, kelompok jumhur. Mereka menggunakan qiyas sebagai dasar hukum pada
                     hal-hal yang tidak jelas nashnya, baik dalam al-Qur’an, hadis, pendapat sahabat
                     maupun ijmak ulama.
                     Kedua, Mazhab Zahiriyah dan Syiah Imamiyah yang sama sekali tidak menggunakan
                     qiyas. Mazhab Zahiri tidak mengakui adalanya illat nash dan tidak berusaha menge-
                     tahui sasaran dan tujuan nash termasuk menyingkap alasan-alasannya guna menetap-
                     kan suatu kepastian hukum yang sesuai dengan illat. Sebaliknya, mereka menetapkan
                     hukum hanya dari teks nash semata.
                     Ketiga, kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas yang berusaha berbagai
                     hal  karena  persamaan  illat/sebab.  Bahkan,  dalam  kondisi  dan  masalah  tertentu,
                     kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentakhshish dari keumuman dalil al-Qur’an
                     dan hadis.


                     C. Rukun Qiyas
                           Qiyas memiliki rukun yang terdiri dari empat bagian:
                        1.  Asal (Pokok)
                           Asal  yaitu  apa  yang  terdapat  dalam  hukum  nashnya  (al-maqis  alaihi).  Para
                     fuqaha  mendefinisikan  al-ashlu  sebagai  objek  qiyas,  dimana  suatu  permasalahan
                     tertentu dikiaskan kepadanya (al-maqis ‘alaihi), dan musyabbah bih (tempat menye-
                     rupakan), juga diartikan sebagai pokok, yaitu suatu peristiwa yang telah ditetapkan
                     hukumnya berdasar nash. Imam al-Amidi dalam Al-Mathbu’ mengatakan bahwa al-
                     ashlu adalah sesuatu yang bercabang, yang bisa diketahui (hukumnya) sendiri.
                           Contoh, pengharaman ganja sebagai qiyas dari minuman keras adalah dengan
                     menempatkan minuman keras sebagai sesuatu yang telah jelas keharamannya, karena
                     suatu  bentuk  dasar  tidak  boleh terlepas dan  selalu  dibutuhkan.  Dengan  demiklian,
                     maka  al-aslu  adalah  objek  qiyas,  di  mana  suatu  permasalahan  tertentu  dikiaskan
                     kepadanya.
                        2.  Furu’  (Furuk/Cabang)
                           Furuk  yaitu    sesuatu    yang    belum    terdapat    nash    hukumnya    (al-maqis),
                     karena tidak terdapat dalil nash atau ijmak yang menjelaskan hukumnya.
                        3.  Hukum Asal
                           Hukum asal yaitu hukum syar’i yang terdapat dalam dalam nash dalam hukum
                     asalnya. Atau hukum syar’i yang ada dalam nash atau ijmak, yang terdapat dalam al-
                     ashlu.
                         4.  Illat
                           Illat  adalah  sifat  yang  didasarkan  atas  hukum  asal  atau  dasar  qiyas  yang
                     dibangun atasnya.







                                                                                                      3
   16   17   18   19   20   21   22   23   24