Page 16 - MODUL SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
P. 16
1. Ada beberapa orang mujtahid
Tidak cukup ijmak dikeluarkan oleh seorang mujtahid apabila keberadaanya
hanya seorang saja di suatu masa. Suatu 'kesepakatan’ harus dilakukan lebih dari satu
orang yang pendapatnya disepakati antara satu dengan yang lain.
2. Adanya kesepakatan sesama para mujtahid atas hukum syarak dalam suatu
masalah dengan melihat negeri, jenis, dan kelompok mereka.
Andai yang disepakati atas hukum syarak hanya para mujtahid haramain, para
mujtahid Irak saja, Hijaz saja, mujtahid ahlu al-sunnah, mujtahid Syiah, maka secara
syarak kesepakatan khusus ini tidak disebut ijmak. Ijmak tidak terbentuk, kecuali
dengan kesepakatan umum dari seluruh mujtahid di dunia Islam dalam suatu masa.
3. Kesepakatan itu harus dinyatakan secara tegas oleh setiap mujtahid bahwa ia
sependapat dengan mujtahid-mujtahid yang lain tentang hukum (syarak) dari
suatu peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Jangan sekali-kali tersirat dalam kesepakatan itu unsur-unsur paksaan, atau para
mujtahid yang diharapkan kepada suatu keadaan, sehingga ia harus menerima suatu
keputusan. Kesepakatan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan
pernyataan lisan, dengan perbuatan atau dengan suatu sikap yang menyatakan bahwa
ia setuju atas suatu keputusan hukum yang telah disetujui oleh para mujtahid yang lain.
Tentu saja keputusan yang terbaik ialah keputusan sebagai hasil suatu musyawarah
yang dilakukan para mujtahid
4. Kesepakatan itu hendaklah merupakan kesepakatan yang bulat dari seluruh
mujtahid.
Seandainya terjadi suatu kesepakatan oleh sebahagian besar mujtahid yang ada,
maka keputusan yang demikian belum mencapai derajat ijmak. Ijmak yang demikian
belum dapat dijadikan sebagai hujah syari'ah
Apabila rukun ijmak yang empat hal di atas telah terpenuhi, maka hukum yang
diijmaki tersebut menjadi aturan syarak yang wajib diikuti dan tidak boleh menging-
karinya. Selanjutnya, para mujtahid sesudahnya tidak boleh lagi menjadikan hukum
yang sudah disepakati itu menjadi garapan ijtihad, karena hukumnya sudah ditetapkan
secara ijmak dengan hukum syar’i yang qat’i dan tidak dapat dihapus.
C. Macam-macam Ijmak
Ditinjau dari segi cara terjadinya, maka ijmak terdiri atas:
1. Ijmak Bayani
ljmak bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya dengan jelas dan
tegas, baik berupa ucapan maupun tulisan. Ijmak bayani disebut juga ijmak sarih,
ijmak qauli atau ijmak hakiki.
2. Ijmak Sukuti
Ijmak sukuti yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian mereka tidak menya-
takan pendapat dengan jelas dan tegas, tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak
4