Page 17 - MODUL SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
P. 17
memberikan reaksi terhadap suatu ketentuan hukum yang telah dikemukakan mujtahid
lain yang hidup di masanya. Ijmak seperti ini disebut juga ijmak i'tibari.
Ditinjau dari segi yakin atau tidaknya terjadi suatu ijmak, dapat dibagi kepada:
1. ljmak Qath'i,
ljmak qath'i yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu adalah qath'i, diyakini benar
terjadinya, tidak ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang
telah ditetapkan berbeda dengan hasil ijmak yang dilakukan pada waktu yang lain.
2. ljmak Zanni
ljmak zanni yaitu hukum yang dihasilkan ijmak itu zanni, masih ada kemung-
kinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda
dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan hasil ijmak yang dilakukan pada waktu
yang lain.
Dalam kitab-kitab Fikih terdapat pula beberapa macam ijmak yang dihubungkan
dengan masa terjadi dan tempat terjadi atau orang yang melaksanakannya. Ijmak-
ijmak itu adalah:
1. Ijmak Sahabat, yaitu ijmak yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw.
2. Ijmak Khulafaurrasyidin, yaitu ijmak yang dilakukan oleh Khalifah Abu
Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib. Tentu hal ini hanya dapat dilaku-
kan pada masa keempat orang itu hidup, yaitu pada masa Khalifah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar meninggal ijmak tersebut tidak dapat dilakukan lagi.
3. Ijmak Shaikhan, yaitu ijmak yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar bin
Khattab.
4. Ijmak Ahli Madinah, yaitu ijmak yang dilakukan oleh ulama-ulama Madinah.
Ijmak ahli Madinah merupakan salah satu sumber hukum Islam menurut mazhab
Maliki, tetapi mazhab Syafi'i tidak mengakuinya sebagai salah satu sumber
hukum Islam;
5. Ijmak Ulama Kufah, yaitu ijmak yang dilakukan oleh ulama-ulama Kufah.
Madzhab Hanafi menjadikan ijmak ulama Kufah sebagai salah satu sumber
hukum Islam.
Bentuk-bentuk ijmak ini meskipun disebut ijmak bila dikaitkan dengan rukun
ijmak, maka hakekatnya tidak dapat disebut ijmak, karena rukun-rukunnya tidak
terpenuhi. Ijmak seperti ini lebih tepat bila disebut sebagai ijtihad jama’i (kolektif),
yakni hasil ijtihad dari sekelompok orang seperti hasil ijtihad yang dikeluarkan oleh
Majlis Ulama Indonesia (MUI).
D. Kedudukan Ijmak sebagai Sumber Hukum Islam
KH MA. Sahal Mahfudh dalam kitab عمللا ظافلا نع عمللما نايبلا menjelaskan
bahwa ijmak menjadi hujah dalam semua hukum syarak, seperti ibadah, muamalah,
hukum pidana, pernikahan, dan lain-lain dalam masalah hukum halal dan haram,
fatwa, dan hukum-hukum.
5