Page 20 - MODUL PEMBUNUHAN
P. 20
sebagainya. Sanksi-sanksi tersebut dapat digunakan selama dapat memberikan efek
jera sebagai bentuk pendidikan terhadap pelakunya. Ini menjadi pertimbangan penting
bagi hakim yang menangani pelanggaran jarimah takzir ini.
E. Hikmah Jarimah Takzir
Pemberlakuan jarimah takzir sebagai hukuman yang bersifat pendidikan akan
mengantarkan pelaku jarimah atau pelaku tindak kejahatan menyadari kesalahannya
dan selanjutnya menghentikan perbuatan jahat di masa selanjutnya. Pelaku tindak
kejahatan yang tidak memenuhi syarat untuk dijatuhkan hukuman had, atau tuduhan
tidak dapat dibuktikan dalam sidang pengadilan kalau ada indikasi mengandung
kebenaran dalam tuduhan tersebut, maka ia tetap akan mendapat sanksi sehingga
semua tindakan yang mengandung unsur kejahatan dapat dihentikan dari siapapun,
baik oleh pelaku tindak kejahatan maupun terhadap orang lain. Dengan demikian,
ketika semua orang berhati-hati dan menjaga diri untuk tidak melakukan kejahatan,
maka ketertiban dan keamanan masyarakat akan dapat terwujud.
RANGKUMAN
1. Takzir adalah hukuman yang bersifat edukatif yang dijatuhkan pada seseorang yang
melakukan suatu tindak kejahatan yang bentuk hukumannya belum ditentukan
secara tegas di dalam al-Qur'an dan sunnah, baik kejahatan itu berupa pelanggaran
terhadap hak-hak Allah maupun pelanggaran terhadap hak-hak manusia sebagai
hamba Allah.
2. Landasan hukum sanksi bagi pelaku jarimah takzir adalah at-ta'zir yaduru ma'a
mashlahah, yaitu hukum takzir berlandaskan pertimbangan manfaat dengan tetap
berpedoman pada asas keadilan. dalam masyarakat. Ayat-ayat al-Qur’an yang
dijadikan sebgai dasar jarimah takzir adalah QS al-Fath/48: 8-9: Adapun salah satu
hadis yang dijadikan dasar jarimah takzir adalah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Abu Burdah sebagai berikut:
ِ
ٍ
ِ
ِ
ِ
طاوسَأ ةرشع قو ف اودل َ تَ لا « ُ لوق ي َ - ملسو هيلع الله ىلص - ِ بِانلا تعسَ َ لاق ىراصنَلأا ةدرب بيأ نع
ْ َ َ َ ُ ْ َ
ُ
ُ ْ َ
َ ا
ْ
ا
َ
َ ْ َ
ْ
ا للَّا دودح نم دح فِ ا لاإ
ِ ِ ُ ُ ْ ِ ٍ َ ِ ِ
Dari Abi Burdah al-Anshari ra. bahwa dia mendengar Nabi saw. bersabda: Tidak
diperbolehkan seseorang dicambuk lebih dari sepuluh kecuali dalam hukuman
yang telah ditentukan oleh Allah ta'ala (Muttafaqun Alaih) ".
3. Jarimah takzir terbagi kepada tiga macam, yaitu: a) Jarimah takzir yang berasal dari
jarimah hudud atau kisas-diat yang tidak memenuhi syarat penerapan sanksi hadnya
atau mengandung syubhat seperti pencurian harta yang tidak disimpan pada tempat
penyimpanan semestinya, b) Jarimah takzir yang jenis perbuatannya dilarang dalam
al-Qur'an atau sunnah tetapi jenis sanksinya belum ditetapkan seperti menyuap,
mengurangi timbangan, meninggalkan salat fardu, dan sebagainya, dan 3) Jarimah
takzir yang jenis dan bentuk sanksinya belum ditentukan oleh syarak. Penetapan
10